9/28/2022

Thank you, next

 Tulisan terakhir di bulan September ini saya dedikasikan untukmu, Dean.

Terima kasih karena sudah menjadi pribadi yang selalu memiliki rasa peduli, ingin mengerti, dan tidak mudah menerima begitu saja semua hal-hal yang mudah didapatkan. Semangatmu untuk terus belajar dari apapun dan siapapun tidak pernah padam karena untukmu, dunia bukan sekedar untuk dihidupi dan dialami, tapi juga menjadi pemain didalamnya.

Terima kasih karena sudah memilih utuk berteman dan menghargai orang-orang di sekitarmu. Tanpa melihat warna kulitnya, agamanya, ataupun dari mana dia berasal. Aku sangat menghargai keputusanmu untuk menjadi pendengar, merangkul, dan bersuara ketika ada pertikaian yang terjadi. Ketika banyak orang di dunia ini yang egosentris, berteriak-teriak di depan muka orang lain bahwa kebenaran hanya dimiliki oleh mereka, dan bahkan menyakiti hati manusia lainnya, kamu tanpa kenal lelah terus mendengarkan dan menghadapi semua orang yang datang dalam duniamu yang carut-marut ini sesuai kemampuanmu.

Terima kasih karena sudah bergabung dengan barisan orang-orang yang ingin mengubah dunia. Entah berapa banyak orang yang berkata bahwa itu hanya mimpi belaka. Entah ada berapa orang di luar sana yang menganggap dirimu berbeda dan aneh. Tapi kamu tetap percaya, walau harus mendapat ratusan perbandingan di luar sana.

Butuh keberanian untuk bersuara saat dirimu tau akan ada banyak anak panah dilontarkan kepada dirimu. Butuh keberanian untuk bersuara saat dirimu tau akan ada banyak orang yang mencoba membungkam mulutmu dan melarangmu melakukan apa yang kamu mau. Tapi kamu ternyata lebih berani dari yang kamu bayangkan. Perbandingan demi perbandingan, aturan demi aturan, paksaan demi paksaan. Segala perkataan yang membandingkan dan memaksamu, semuanya kamu hadapi tanpa membuatmu jadi melarikan diri. Kamu tetap berdiri bahkan lebih tegak lagi. Terima kasih karena sudah menjadi perempuan yang kuat.

Di dunia yang misoginis ini, tidak jarang kamu disalahkan karena kamu tidak sesuai dengan stereotip gender yang mereka tau. Mereka tidak terbiasa melihat perempuan yang lantang menggunakan kegigihannya untuk sesuatu yang seharusnya sama dengan orang lain. Teguhnya pendirianmu pun disalahartikan. Kepalamu keras, seperti batu katanya. Kamu dianggap selalu merasa paling benar dan sulit menerima masukan mereka yang sarat akan embel-embel demi kebaikan kamu sendiri. Kamu yang diam jika ada orang memandang dirimu tidak kompeten, dianggap terlalu sensitif dan emosional seperti perempuan yang sedang sindrom pre menstruasi.

Dean, jangan takut untuk selalu menjadi dirimu.
Kamu yang tangguh,
kamu yang gigih,
kamu yang terkadang blak-blakan,
kamu yang diam-diam membenci ketidakadilan,
kamu yang diam-diam membenci persamaan dan perbandingan.
kamu yang sebenarnya peduli pada kemanusiaan.
kamu yang ingin membuat dunia terutama lingkungan didekatmu sedikit lebih baik.

Jangan berubah hanya karena ingin menyesuaikan keinginan mereka.
Jangan berubah hanya karena mereka tidak bisa mengerti dan menerimamu apa adanya.
Jangan berubah hanya kamu merasa kamu terlalu aneh dan tidak seperti stereotip perempuan pada umumnya.
Jangan berubah hanya karena mereka bilang kamu berbeda dari orang-orang di lingkungan sekitarmu.
Jangan meminta maaf untuk sesuatu hal yang tidak kamu lakukan.
Jangan meminta maaf karena kamu sudah melakukan kebenaran.
Jangan mendekatkan diri pada hal-hal yang membuatmu marah.

Dean, mungkin Ibumu tidak pernah bilang untuk tidak tinggal diam jika melihat suatu kesalahan. Mungkin Ayahmu tidak pernah bilang untuk berkata maaf jika melakukan suatu kesalahan. Mungkin keduanya juga tidak pernah bilang untuk mencoba menemukan kebahagiaan di dunia ini. Tapi tetaplah pada pendirianmu untuk terus belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik. Tetap lanjutkan perjuangan yang sedang kamu kejar. Tetap percaya pada keyakinanmu walau kamu harus mengorbankan dirimu. Tetap percaya pada kebahagiaan yang akan kamu temukan dari sebuah pengalaman atau dari orang yang kau temui.

Dean, terima kasih sudah mengizinkanku untuk belajar dari dirimu. Aku ingin kamu dan aku bisa terus maju sampai Tuhan memerintahkan malaikat-Nya untuk menjemput dan mengantarkan kita ke tempat yang lebih baik, lebih damai, dan lebih tentram ketimbang dunia memuakkan ini.

9/21/2022

Cerita-Cerita Aja Yuk Kita!

Rabu udah mau berakhir dan kamis pun akan dimulai. Bosen nggak sih lo kalo ngebaca postingan gue isinya cuma tentang kuliah dan berbagai keluhan dan hal random? Kesannya hidup gue cuma gitu gitu doang. Tapi emang iya, hari-hari gue ya cuma sebatas nge-date sama laptop di meja kerja. Asli.

Hmm.. Hari ini tuh kurang terlalu seru sih. Gimana enggak, gue lagi mager-magernya dan bangun pagi tapi nanti tidur lagi. Terus gue mandi nya juga siang padahal mandi adalah target utama gue. Walaupun hari ini gue tidak terlalu tenang karena suasana agak menegangkan dan membuat gue lelah jadi gue baru aja pulang dari rumah kakak gue (asik kan kalo rumahnya deketan?), tapi overall cukup yoi dengan anak kakakku di setiap harinya. Nah sekarang kan udah di rumah nih, jadinya ya gue mau nggak mau harus konsen lagi kan yaa sama sesuatu hal gituan. Melihat kesalahan gue di beberapa minggu terakhir ini dimana hanya di weekday gue terlalu pusing sama kenggakngertian gue terhadap rasa mager-mager aneh itu. Gue agaknya kali ini harus lebih banyak belajar lagi, maksudnya ya gue harus lebih rajin tiap hari ngulang rutinitas. Segala software udah gue beli. Gue seneng sih belajar hal baru, karena gue sebenernya tipe orang yang bosenan kalo kerjaan gue gitu-gitu doang. Ketimbang harus berurusan dengan membalas omongan orang bla bla bla. Kesannya gue anti sosial ya? Surprisingly, I don't really anti-social atau males berinteraksi dengan orang. Doch doch, satu-dua lah yang kadang banget gue suka komunikasi, karena gue lebih suka telpon yang jarang dibandingkan chat yang sering, kedengerannya gue kayak "Hmm okay.. Makin gede makin ribet ya cara berkomunikasi lo." Ho oh, gue nggak doyan chattan. Asli males. Handphone gue bukan penuh sama notifikasi orang yang menghubungi gue, tapi penuhnya sama operator Tri yang rajin sms gue ngasitau promo pembelian kuota dll. Tapi kalo untuk urusan beginian nih, belajar dan handphone, gue lebih demen ninggalin handphone. Karena itu orang rumah suka males sama gue karena gue terlalu jarang megang handphone dan agaknya sulit dihubungi yang ampe "Punya handphone mahal juga percuma jarang dipake.". Ambil contoh pas bulan lalu gue diajak pergi ke mall. handphone gue mati karena baterainya habis. Gua bawa powerbank. cuma nggak gue colokkin. Terus gue dengan damainya jalan-jalan sama adek dan anak kakak gue padahal gue dicariin sama orang tua dan kakak gue. Asli gue ketawa tapi tegang. Takut bro kalo diomelin.

Enough ngomongin kesosialan, gue nggak mau nerusin.
Ngomong-ngomong hari ini ganteng-ganteng gue ke indonesia! Yoi bang, WAYV MAU BUKA WARUNG!! Akhirnyaa setelah satu tahun terakhir hanya berjumpa dengan gambar dan chat dari bubble dan weibo, berjumpa juga di ibu pertiwi--tanah air--negara kesatuan republik indonesia dengan kesamaan langit yang dilihat dan udara yang dihirup. Udah nggak sabar banget gue buat ngeliat info bandara semoga tidak ramai karena kalo terlalu ramai takut mengganggu keleluasaan mereka. Lidah gue udah pingin screaming buat mas kuncoro itu dan bergetar karena kegantengan weishenv. Man man man... WayV, NCT Dream, NCT 127, Super Junior, SM kenapa memborbardir saya dengan begitu banyak grup. Pusing banget gue sama SM haha. Tapi sepusing-pusingnya sama SM itu, gue lebih pusing sama uang lah ya. Mana gue nggak akan nonton semua itu, gue bukan tipe penggemar yang "Wooww.. Comeback album beli yak." atau "WayV gratis nih tampil nonton ah mau ngeliat aslinya." atau "MV baru keluar nih. Konten juga baru keluar. Nonton ah.". Gue tuh sebenernya penggemar Baekhyun jadi gue nurut dengan habiskan uang untuk diri kamu sendiri nggak perlu beli album kok. Tapi berhubung gue emang milih-milih orangnya jadi nggak gercep banget langsung pengen. beli album aja kalo ukuran albumnya gede. beli beyond live karena bias gue mau wajib militer. jadi gue datengnya itu disaat-saat tertentu. dan bodo amat kalo ada yang bilang gue fans boongan atau musiman atau fans baru dan karena gue mendukung idol-idol yang gue sukai dengan cara gue dimana artinya adalah sesuai budget dan sesuai moment, jadi dengan senang hati gue mengatakan semoga mereka nyaman dan seneng di indonesia tercinta.

Baiklah, cukup cerita-ceritanya. Gue mau lanjut ikut kursus online.
Cus!
This entry was posted in

9/05/2022

Week 1 in Home

 It's 10:50 AM. Wait, I don't see that sky with lots of clouds. Ah

ternyata langitnya bersih.

Tanggal 5 September sekitar jam 08:30, gue harusnya udah berangkat dari Bogor ke Jakarta. Di anter sama motor dan bis pastinya. Makan nasi kuning dulu di rumah, duduk di kasur bareng-bareng buku yang lagi dibaca. Naik bis lagi setelah sekian lama nya.
Tapi ternyata nggak jadi dan akhirnya lewat e-mail. Disitu gue bingung mau seneng apa sebel. Gue cuma bisa berdoa aja, karena Usaha nya juga lagi diperjuangkan.
Berhubung udah di Rumah lagi, gue jadi banyak mikir lagi. Terus sekarang gue banyak pikiran. Was-was karena otak banyak isi nya, was-was karena gue harus nutup mata lagi belajar bernafas, takut gue nggak kuat ngejalaninnya. Life's hard if you think too much. Well, it has been a great week in Home. Hope I can see something very soon.


Gila juga nih udah sering banget gue nggak se-rajin dulu kalo nge-post. Maksud gue, gue nge post beneran sedikit. Dulu kan gue ngepostnya ngasal aja gitu tapi kadang konsisten sih hehehe.

Okay. Post gue yang sebelumnya sedikit dramatis ya, malahan kayaknya terlalu dramatis. Malu banget gue sebenernya. Tapi I feel better sih karena gue setelahnya jadi nggak terlalu peduli juga. Sedikit sih, gue nggak terlalu peduli karena orang nya juga nggak peduli. So I don't have much time buat peduli sama orang yang nggak peduli.
Gue pernah bilang nggak sih kalau gue itu hampir sering baca buku. Terutama buku tentang pengembangan diri. Bukan, bukan karena gue suka. Tapi karena gue ngikutin berbagai orang dan berbagai konten yang gue lihat. Sebenernya nggak ada perubahan sih setelah baca buku kayak gitu, karena emang nggak niat berubah kayaknya. Gue baca karena mau tau aja sih bukan mau mencari untuk perubahan. Tapi gue mengerti sedikit, kalau untuk perubahan total mungkin nggak ya cuma perubahan seperempat yang terjadi. Terus ceritanya gue baca buku berbahasa inggris ada tiga yaitu tentang filosofi essai gitu dan beberapa buku tentang kasus-kasus wanita yang memperjuangkan sesuatu (bisa dibilang begitu). Jujur gue nggak terlalu paham bahasa inggris sih kalau gue harus menerjemahkan kalimat-kalimat yang gue baca. Tapi gue ngerti setiap kalimat yang diketik oleh penulisnya. Setelah 2 buku ini selesai gue mikir "Wah??? Gila Otak Maudy Ayunda Kuat Ya Baca Ginian?!?!?!". Iya gue tuh baca buku rekomen dia di instagram.
Perubahan saat melihat dan mendengarkan sesuatu adalah hal yang pertama kali terjadi setelah baca kedua buku itu. Yang ketiga dibaca nggak?? Gue baca setengah doang karena gue takut makin dibilang beda sama orang-orang. Yang dua itu aja masih gue cerna mau ditaruh mana di bagian otak gue.
Gue tau sih orang tua gue juga orang yang hebat. Ibu gue pun orang yang hebat. Tapi gue nggak tau ternyata perempuan-perempuan yang gue baca itu keren. Gue ngerasanya itu kagum, kaget dan sedih sih. Ehhh... Cerita tentang buku nya udah sampe disini aja ya.
Bingung adalah bagaimana gue ngeliat diri gue saat ini. Gue itu nggak terlalu peduli sama orang lain, tapi gue peduli sama kata-kata orang lain. Jadi apa yang mulut orang keluarin itu gue peduli sama isi nya. Entah itu penting atau nggak, baik atau buruk, gue peduli dan akhirnya gue kepikiran. Terus gue kan lagi ikut Well-Being Online Courses, banyak tugas yang perlu dilakuin setiap hari nya. Tugas nya nggak perlu dikirim, cuma perlu dilakuin. Gue selalu ngelongo waktu sesi Q&A "Gila??? Pertanyaannya keren banget?!?!". Dan yang gue rasa adalah bukannya gue harusnya kebentuk jadi kayak gitu ya dengan pendidikan yang gue dapet dari sekolah sampe universitas hihi. Lucu sih buktinya gue ketawa pas ngetik ini. Asli, lucu banget. Jadi gue sebenernya pengecut sih kalo soal hidup dan gue penuh ketakutan orangnya. Gue nggak berani ngadepin dunia, nggak berani ngadepin orang lain, karena gue nggak berani ngadepin diri sendiri. Gue udah pengen nya flying fox aja. Gue suka ketinggian. Tapi gue nggak suka wahana atau yang terlalu menantang jantung. Cukup sekian. Kita berpelukan dan semoga aku selalu senang melihat dirikuh.


Kesan-kesan seminggu di Rumah : Kadang gue merasa nggak betah. Soalnya gue sadar kalo gue di sini, suka main-main sama waktu. Lama di rumah suka bosen. Terus main keluar suka diem. Disini pilek, bersin-bersin, sampe akhirnya batuk (gue nggak tau ini gara-gara kenapa.). Dinginnya rumah juga juara banget. Udaranya lagi dinginnya super rindu sama panas huhu (aneh).

Okay. Anyway, I have to enjoy my time. I can be with my family, my wayv boyfriend hehehe. I miss my schoolmates a bit, not judging but listening, comforting and hugging. Tapi tetep, gue gedeg karena gue punya nya foto lama. Dahlah.

Okay. I have to do something now. We'll meet again :-)