Tampilkan postingan dengan label Idiotic. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Idiotic. Tampilkan semua postingan

5/01/2024

Kerja gue hari ini cukup banyak dan kemarin sempet nggak terlalu banyak beserta kemarin-kemarinnya itu banyak juga. Bener-bener ngerasa jadi orang yang butuh waktu lebih dari 24 jam. Ah bodooo∼



tosssss.

3/17/2024

Marriage Thoughts in Life

 Gue mau ceritain cerita yang harusnya gue ceritain (kebanyakan ngomong "cerita") 4 tahun yang lalu

Seperti yang kalian ketahui (kalo lo kenal gue). Gue adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dari dulu gue nggak pernah punya target soal usia untuk usia ini nanti harus menikah dll. Waktu awal masuk kuliah gue belajar ilmu keluarga tapi nggak terlalu spesifik. Menurut gue marriage is a good thing. Sekarang gue mikir pernikahan itu something you have to think about; deeper than the things you target or the things you hope for. Dari dulu sampe sekitar Agustus 2020, gue ngertinya template kehidupan itu TK - SD - SMP - SMA - Kuliah - Kerja - Nikah - Punya Anak. To be honest, gue dulu nggak tau kalo itu sebenernya alur kehidupan yang society buat sendiri bukan keharusan sebuah alur kehidupan. Gue pun baru tau kalo perempuan itu sebenernya punya pilihan atas kehidupannya sendiri, terutama soal pernikahan dan tentang anak. Tapi ngga papa. Selama kehidupan dua hal tersebut bisa dihadapi naik turunnya, itu masih fine-fine aja. Waktu gue tau childfree, gue kagetnya minta ampun. Dari jauh-jauh tahun gue udah taunya setelah menikah punya anak. Ternyata ngga juga, gan.

Seiring tahun berjalan (1 tahun kemudian). Gue suka mempertanyakan tentang pernikahan. Dari mulai pernikahan itu apa dan untuk apa. Waktu gue tanya paling jawabannya ngejar umur karena target umur untuk menikahnya di umur sekian (rata-rata 25), punya anak tapi nggak mau 1 atau 2 karena nanti kalo udah tua rumahnya sepi terus biar ada yang ngurusin, nikah muda biar nanti sama anak umurnya nggak terlalu jauh jadi keliatan kayak temenan, dll. Menurut gue jawabannya nggak ada yang salah sih. Sekarang gue kalo ditanya sama orang menurut lo pernikahan itu apa ; pernikahan itu untuk apa. Dari tahun 2021 ampe sekarang, jawaban gue selalu sederhana tapi agak sulit di pahami. Marriage is about having a partner. Selama keduanya masih bisa saling menerima dan memahami pemikiran satu sama lain, gue masih fine-fine aja. Waktu gue mikirnya begini, beberapa orang pasti jawabannya yaiyalah, sebenernya partner disini bisa luas sih maksudnya. Dari tahun-tahun sebelumnya gue udah punya pemikiran. Pastinya gue berekspetasi partner itu bakal bisa diajak berdiskusi. Terus tau prioritasnya setelah menikah. Makin banyak melihat. Makin banyak mendengar. Ternyata salah, gan.

Dari cerita yang gue baca (ini fiksi sebenernya). Gue percaya kalo punya pasangan yang bisa diajak untuk berdiskusi segala sesuatu hal itu nikmat yang nggak ada tandingannya. Dari gue mikir pasangan itu tentang kekurangan atau kelebihan atau cerminan diri sendiri. Tahun ini gue percaya pasangan itu sebenernya cerminan diri sendiri. Menurut gue kalo lo punya pasangan, lama-lama lo agak mirip sama pasangan lo. Terutama dalam segi pemikiran ; pemikiran ini pengaruhnya besar banget loh ternyata. Satu lagi, kalo pasangan lo nggak tau prioritasnya setelah menikah itu agak sulit. To be honest, gue agak kurang percaya sama cowo sekarang. Makin banyak tahu jadi nggak kayak dulu. Tapi ngga papah. Selama nggak melenceng kemana-mana, gue normal kalo karena agak trust issue. Waktu gue scroll TikTok biasanya pernikahan - pasangan - jodoh - hubungan suka lewat, gue penasarannya minta ampun. Nggak jauh-jauh sih gue mikirnya. Pastinya gue berpikiran when you know -- you know itu gimana. Biasanya bahasanya gitu kalo di TikTok. Pastinya gue berekspetasi Pernikahan bakal asik banget. Tapi kalo maju di medan perangnya berdua, gan.

Ekspetasi : Pernikahan itu seru, mendengarkan dan memahami satu sama lain, saling mendukung dan bekerja sama, dilindungi, keterlibatan dalam pengambilan keputusan, kesetiaan dan kepercayaan, keselarasan dalam tujuan hidup dan aspirasi, tumbuh dan berkembang bersama, mendukung dalam mencapai potensi masing-masing sebagai individu dan sebagai pasangan.
Kenyataan : Setiap hubungan akan ada pertentangan dan tantangan, belajar menangani konflik, perlu komitmen dan usaha untuk kesetiaan, perlu memahami dan menerima perbedaan, rutinitas sehari-hari bisa jadi sumber stres, beradaptasi dengan perubahan, pentingnya dukungan emosional dan mental, perlunya memberikan moral dan bersedia memberikan bantuan ketika diperlukan, siap untuk tetap berjuang demi hubungan pernikahan bahkan dalam masa-masa sulit.

Walaupun gitu gue tetep seneng banget bisa ngeliat orang yang menikah. Saking terharunya, waktu lagi kondangan, gue ampe kagum banget. Kagumnya adalah pelabuhan terakhirnya ketemu! Betenya gue (waktu itu pertama kali kondangan) gue sendirian. Untung habis makan langsung pulang, nggak lagi deh gue nekat kondangan sendiri.
Yah,,,Namanya juga hidup ya nggak? Pas SMP ampe SMA, gue ada aja deket sama orang. Yak bener, gue terakhir itu 2016 awal! Hahaha. Gue kira kan kuliah bakalan ada cowo ya. Eh taunya cewe semua dan cowonya nggak banyak. Disitu gue pertama kalinya nggak ada temen deket cowo. Kesempatan gue untuk merasakan College Love Story juga kayaknya sekitar 3%. Kyaa!
Bener aja loh. Ini sekitar 3%, karena gue pernah sekedar deket doang sama tiga orang di jurusan lain cuy. Ini bukan pencapaian yang perlu dibanggakan sih. Hahaha. Pokoknya bisa establish a relationship with myself for a long time. Feeling lonely is normal, but sometimes it's a bit difficult. But I'm used to it since the pandemic and during my internship.
















Seru kan seru kan?! Yang lebih serunya lagi. Tau gak? *Mulai heboh*. Gue semalem nonton tentang parenting! Masya Allah. Serasa belajar banyak tau nggaaaaaakkk!! Asli gue nggak lebay. Videonya tuh bentar ya. Sekitar beberapa menit. Ya kayaknya 9 menit deh. Dia kan kayak Q&A gitu konsep videonya, tapi ini mudah dipahami sama gue. Masalahnya gue jadi mikir lagi sih. Gue nggak pernah tahu mengenai anak-anak atau cara menjadi orang tua untuk anak-anak, ya gue lumayan ngerti sih soalnya ngasuh anak kakak gue hampir 24/7. Gue rasanya mau nangis, tapi gue yakin nggak ada yang tau kalo seorang tante bisa kena baby blues juga. Terus yang lebih serunya lagi, video ini ngomongin soal istri dan suami juga. Jadi nggak cuma parenting orang tua ke anak. Anjir tapi emotional control gue masih harus diperdalam lagi. Ketauan nggak pernah marah tapi sekalinya marah langsung nangis. Abis nonton gitu gue nggak ngapa-ngapain lagi kecuali beres-beres lalu tidur. 70% dari pikiran di otak gue setahun yang lalu ternyata bener malem itu. Kalo yang kesini lagi baca ini, boleh nonton Letters to Juliet itu SERU, LUCU, dan GEMES.

2/18/2024

Marah-Marah Terus

Waktu gue selalu ngurus anak kakak gue, gue agak kaget sama diri gue yang agak berantakan dan gampang kesenggol. FYI, anak kakak gue itu hampir sering ada dirumah orang tua yang dimana ada gue didalam rumah ini. Dia adalah toddler. Toddler adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak yang berada dalam rentang usia sekitar 1 hingga 3 tahun. Pada masa toddler, anak mulai aktif mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, belajar berjalan, berbicara dengan kata-kata pertama mereka, dan mengembangkan keterampilan sosial dan kognitif dasar.
Balik ke masalah pokok. Gue kaget, "Ya ampun, gue kenapa sih marah terus? Ini ya. Di dalam diri gue itu kayaknya isinya amarah semua. Apa alasannya? Kenapa marah terus ya?". Gue stres dong. Gue pikir iya sih gue sekarang separah itu.

Lama-lama gue sadar. Bener juga. Gue sekarang orangnya pemarah banget. Sangat amat pemarah. Kalimat-kalimat orang pun bisa bikin gue marah. Marah disini bukan yang langsung mencak-mencak, tapi gue pendem. Terus gue jadi diem. Kadang-kadang kalo udah kelewatan, gue pergi buat sendirian karena gue nangis.

Coba gue inget-inget lagi, sebenernya apa ya marah itu tuh :

  • Ada momen dimana marah jadi temen yang nggak diundang yang terkadang susah dihindari.
  • Ada masa dalam hidup saat segalanya kerasa kayak pemicu marah yang nggak bisa gue hindari. Marah itu kayak membengkak di dalam diri gue, kayak menguasai kendali hidup gue.
  • Awalnya, marah memberi gue perasaan kuasa. Rasanya nyaman untuk nyalahin orang lain atas keadaan yang gue alami. Tapi, seiring waktu berjalan, gue sadar kalau kemarahan itu merusak persepsi gue untuk orang-orang terdekat dan bahkan merusak hubungan dengan diri sendiri.
  • Gue terdorong untuk menghapi kenyataan kalau marah-marah terus bukan solusi. Gue mencari cara untuk memahami emosi gue dan berusaha nemu akar penyebab dari kemarahannya. Mulai dari situ, gue belajar kalau marah adalah sebuah tanda yang mengisyaratkan ada sesuatu yang perlu diatasi di dalam diri gue.
  • Proses menerima diri dan menerima marah sebagai bagian dari diri gue adalah langkah awalnya. Gue sadar kalau memiliki perasaan marah nggak membuat gue menjadi orang yang buruk. Hal itu adalah bagian alami dari kemanusiaan. Gue belajar untuk berkomunikasi dengan diri gue, mengelola stres dengan lebih efektif, dan berusaha nemu cara-cara sehat untuk ngelepasin kemarahan tanpa merusak hubungan antar gue dengan diri sendiri maupun orang lain.
  • Semoga gue bisa inget kalau gue nggak sendirian dalam perjalanan mengelola emosi ini.
Tapi yang paling bikin gue sadar adalah
  1. Hidup sebagai seseorang yang sensitif dan moody-an bukan perkara yang gampang. Setiap kata, setiap tindakan, bahkan ekspresi wajah orang lain bisa memengaruhi perasaan gue. Gue merasa seperti punya radar emosional yang selalu aktif. Kehadiran perasaan yang kuat sering membuat gue merasa seperti lagi di atas ombak yang bergelombang. Ada hari-hari ketika gue seneng dan semangat banget, terus di hari-hari lainnya, gue bisa sedih dan putus asa banget. Setiap emosi kerasa nyata dan intens.
  2. Ketika sensitivitas bertemu dengan moodiness, berinteraksi dengan dunia luar bisa jadi tantangan tersendiri. Gue sering merasa cemas atau nggak nyaman dalam situasi sosial yang penuh dengan stimuli emosional. Kadang-kadang, gue merasa seperti nggak ada yang bener-bener ngerti perasaan gue.
  3. Belajar untuk menerima diri gue apa adanya, dengan semua kelebihan dan kekurangan yang gue miliki. Gue sadar kalau sensitivitas dan moody-an bukan kelemahan, tapi bagian yang penting dari identitas gue. Gue mulai menjelajahi berbagai teknik dan strategi untuk mengelola sensitivitas dan perasaan yang sering berubah-ubah. Meditasi, olahraga, nulis jurnal, dan tidur adalah beberapa alat yang membantu gue.
  4. Setiap orang punya kekuatan untuk nemu keseimbangan emosional. Makannya penting untuk memahami dan menghargai diri sendiri.
Di pikir-pikir gue terlalu sensitif deh perasaan. Tapi kadang bisa nggak peduli sama sekali mau orang ngomong apa. Kadang ya marah. Terlalu moody-an. Paling marah sih ya itu, yang berhubungan dengan kata-kata.
Misalnya kejadian-kejadian kayak orang padahal bercanda bilang sesuatu, tapi gue nggak nemu letak lucunya. Sampai gue nemu kata-kata di drama korea yang intinya, kalau bercanda tapi orang yang dibercandain merasa nggak lucu berarti itu bukan bercanda lagi namanya. Sebel sih sama diri gue sendiir. Marah itu nggak enak banget. Abis marah itu langsung nyesel. Oke lah kalo abis marah gitu nggak kepikiran, kalo marahnya dipendam terus ada momen marahnya akhirnya keluar itu paling nggak enak. Jadi kesel sendiri. Lebih ngeselin lagi kalo merasa marahnya di tempat umum, nggak bisa ngamuk tapi perubahan moodnya langsung kerasa.

12/17/2023

Aku Mau Curhad.

 Blame my heart for posting something like this today.

7 hari yang lalu gue iseng. Pas liat hasil iseng, gue kaget dong yaaa...
Girlfriend


Biasanya kalau udah gini berhenti sih (ini padahal harusnya udah dari dulu dilakuin). Nggak nggak, nggak boleh harusnya harusnya. Sekarang udah tau yang sebenernya. Tiba-tiba gue langsung ke inget di malem gue nanya ke orang. Dimana gue disuguhkan untuk memblokir karena nggak pasti juga dan bakal nggak baik kalo diterusin dan nambah nambah sedih tanpa mengenal kata ikhlas. Oh... Jadi karena itu. Oke, mulai saat itu gue ngurangin komunikasi di aplikasi chat. Nah tadi gue ada yang ngechat, ternyata bener gue disuguhin fakta di lapangan. Gue jadi bingung kok gue nggak sedih banget tapi agak kesel aja.

Sebenernya gue bukan cewe yang gapapa langsung gapapa, tapi masih merasa sedikit kenapa-kenapa dan mau berusaha gapapa dalam segala hal. Masalahnya gue ini bingung sama sekali. Tadi siang, tadi maghrib, dan malem ini. Tapiii.. Untungnya gue agak tabah dan udah mulai belajar mengikhlaskan. Jadi jatohnya nggak sedih banget. Beberapa bulan lalu gue sempet dichat sama orang. Ada kata-kata seperti dituduh. Di masa itu gue udah mulai ngurangin karena kenapa bisa kepikiran gitu ke gue. Bukan karena sensitif, gue waktu itu mikir ada kalimat yang lebih baik untuk digunakan selain nanya sambil menuduh. Padahal, waktu itu udah malem dan malem kan biasanya agak sensi para manusia di muka bumi ini.


Ya saudara-saudara bisa diliat itu respon gue udah kaya bingung tapi tetep sosoan. Tq.

*Gue lagi ngeliatin fotonya beberapa detik, lagi mikir dulu apa yang gue rasakan yak.*
Nah, habis itu. Iya dong gue bales "Apa kamu tidak memikirkan perasaanku kah?" terus langsung di delete chatnya. Yaiyalah! Anak SD jaman sekarang juga tau gue bakal "galau". Jadi tu kenapa gue (kadang-kadang) pingin berterus terang, soalnya gue bingung banget liat orang melakukan sesuatu tapi nggak mikir dulu. Kalo naksir temen, tapi udah punya cewe aja, gue jadi pergi. Padahal gue temennya. Tapi kan gue punya perasaan. Jadi tau diri itu perlu sih. Udah tau cowonya punya cewe, tapi pede-pede aja temenan sama yang cowo. Aneh juga gue. Kalo gue jadi si cewenya aja sebel, liat cowo chattan sama cewe mana aja mau sebel, liat cewe chat cowo yang udah punya cewe aja sebel (padahal kalo begini karena gampang cemburuan nggak sih?).
Lanjut. Bukan gue doang sih yang suka galau sama hal-hal begini. Pasti temen gue juga. Kayaknya dia lebih-lebih. Apalagi kalo temen gue udah mulai ngajak main, dia mulai ayo ayo terus gue lagi nggak baik-baik aja, gue mulai mikir "Nggak mau ngebawa emosi negatif ke orang lain yang mau seneng-senengg...". Gue ribet soal mood, gue ribet soal kontrol. Phew. Emang sih nih gue pikir-pikir setiap gue yang lagi cerita ke orang nanti tiba-tiba menghilang orangnya. Padahal gue kebalikan dari orang-orang yang menghilang itu. Pingin banget bener-bener nikmatin perjalanan self-love. Biar kalo kisah cintaku kayak sekarang nih gagal seenggaknya gue masih sadar kalo diri gue itu masih worth it. Beda sama dulu, dari hari ke hari nangeess. Di tambah gue tiap malem melow dengan embel-embel rasa kangen kek orang menjadi bagian diriku jadi diriku hilang. Makin-makin melow sisi gue yang dulu kayak nggak ada hal lain aja.

Dari pada ngomong ngalor ngidur, mending gue mikirin keuntungan gue kalo gue nggak ngurusin beginian.
• Kalo lagi ngapa-ngapain nggak perlu mengabari. Secara orang sendiri nggak usah ngabarin orang lain, tinggal lakuin aja langsung dengan diri sendiri.
• Nggak makan tempat di otak dan hati.
• Kalo maen keluar, gampang milih tempat sendiri sesuka hati.
• Nyari kegiatan lebih gampang.
• Nggak megang hape kan bagus.


Selain keuntungan, pasti ada kerugiannya juga dong.
• Kemana-mana sendirian
• Bisa juga ngajak temen kalo ada yang bisa diajak
• Nggak punya temen chat di WhatsApp.
Poin pertama dan kedua gue anggep bisa saling melengkapi. Gue selama ini dibilang sendirian kemana-mana, tapi gue dapet keuntungan. Terserah gue mau berangkat kapan, terserah gue mau pergi kemana aja, terserah gue mau pulang kapan.


+


=



Oke deh gue udah mulai ngantuk nih. Doain aja ya gue bisa fokus mendekatkan diri sama Tuhan dan mendekatkan diri sendiri. Walaupun itu naik turun, if there's a way, there's a will. Siapa tau Tuhan nyiapin jalan lain buat gue jalan, kali aja tiba-tiba besok bangun-bangun gue udah jadi New Person. -,-





9/16/2023

Malem : Yan, lagi ngapain? Malem lagi nungggu kamu tidur. Malem tadi sempet ketemu bulan. Malem juga lihat bintang yang suka Dean tunggu. Sekarang nggak ada lagi yang keluar cuma buat liat langit. Biasanya kan kamu suka ngeliat langit malem.

Saya : Jadi intinya malem kangen sama Dean? :p

Malem : Ya....Kangen sama hasil foto langit Dean hahaha.

Saya : Sialan. Kangennya sama hasil fotonya, gak sama mata yang ngeliatnya -_-

Malem : Hahaha. Kan kalo kangen sama Dean, malem tinggal nunggu Dean mau beli makan. Dean kan kalo mau nasi goreng pasti langsung keluar...

Saya : Malem, Dean nggak bisa tidur cepet akhir-akhir ini. Ada kangen yang biasanya Dean nggak pernah rasain lagi. Akhir-akhir ini agak capek tapi Dean masih semangat buat terus gerak.

Malem : Kangen nya mau dibiarin sendirian atau diomongin? Malem selalu liat kok Dean nangis-nangis tiap malem dateng. Malem nungguin Dean buat liat malem sebentar, tapi Dean kayaknya nggak mau liat malem ya?

Saya : Dibiarin sendiri kayaknya lebih nyaman. Malem liatin Dean terus ya. karena cuma malem yang tau Dean masih tidur atau enggak. Malem juga tau Dean lagi ngapain. Kayaknya malem juga tau apa yang Dean pikirin.

Malem : Hahaha. Malem selalu liat Dean, malem selalu ada di deket Dean. Dean pasti udah kangen liat langit malem kan.....

Saya : 

9/06/2023

First Time Going Out on My Own

 Gue mau ceritain cerita yang harusnya gue ceritain (kebanyakan ngomong "cerita") 8 tahun yang lalu

Seperti yang kalian ketahui (kalo lo kenal gue). Gue adalah orang yang suka pergi-pergi sendiri. Dari gue kelas 2 SMA sampe sekarang masih suka pergi sendiri. Waktu sekolah dulu kerja gue pasang headset dengerin lagu-lagu dari handphone Nokia dan baca Wattpad. Menurut gue wattpad waktu itu emang paling keren. Dulu aja banyak novel-novel baru yang sebelumnya tulisan di wattpad. Dari dulu ampe sekarang, gue masih suka pergi sendiri. To be honest, gue awalnya karena baca wattpad dan ditambah gue nonton student life Maudy Ayunda di Oxford. Disitu rata-rata mereka perginya sendirian. Tapi yang di wattpad ini tidak lupa tidak jarang menyebut Starbucks. Karena gue punya uang lebih, gue akhirnya nyoba buat pergi ke Starbucks waktu sekolah dan itu pertama kalinya. Waktu pertama kali, gue sempet browsing dulu dari cara pesennya sampe apa aja minumannya. Dari jam-jam sebelum gue kesana, gue persiapan dulu buat ngomongnya. Pastinya gue berekspetasi pergi sendirian bakal enak banget dan persiapan buat mesen Starbucks bakal sesuai banget. Ternyata salah, gan.

Ekspetasi : Gue berdiri di depan kasir/barista, nyebut ice/hot, ukuran tall/grande/venti, nama minuman yang gue mau, terus gue langsung bayar.
Kenyataan : Gue berdiri di depan kasir/barista, mengikuti ekspetasi, diminta nyebutin ulang, ternyata gak ada urutan mau mesennya dengan cara apa. Gue malu, degdegan dikit. Namanya pertama kali kan masa iya nggak dagdigdug. Akhirnya gue malah nyaman disana, sambil baca-baca buku. Kadang gue main handphone doang. Gue pun waktu ulang tahun malah kesanas sendirian. Ehh taunya temen-temen kelas gue pada kerumah dan gue ditelpon disuruh pulang, karena bisa-bisanya temen-temennya pada ke rumah tapi guenya nggak ada.

Walaupun gitu gue tetep seneng banget bisa ngerasain birthday wishes dari Barista Starbucks. Saking senengnya, dulu feed instagram gue isinya minuman Starbucks semua. Betenya adalah gue nggak dapet birthday treat! Karena ada aturannya gitu pokoknya dan gue nggak browsing secara mendalam saat itu.
Yah.. Namanya juga pertama ya nggak? Pas Senin 2 hari yang lalu, gue ke mall lagi setelah sekian lama dirumah mulu. Yak bener, gue habis ke jkt lagi! Hahaha. Gue kira kan bakalan langsung pulang ya. Eh taunya gue mau main dulu deh sendiri dan gue laper banget udah mual pas bawa motor. Disitu gue sushi date with myself. Sebenernya ini bukan pertama kalinya sih gue makan sendiri. Karena sebelumnya gue agak sering makan di Ichiban Kemayoran sendirian. Tapi buat di Cibinong kemarin di Ichiban makan sendiri itu pertama kalinya. Kyaaa!
Bener aja loh. Gue agak malu, tapi gue ambil duduk paling depan cuy. Gue bisa ngeliat Chefnya dengan jelas. Tapi gue disamperin mulu, bagus sih perhatian pegawainya. Padahal gue ngeliat-liat karena sembari nunggu pesenannya dateng bukan karena bingung.




Seru kan seru kan seru kan?! Yang lebih serunya lagi. Tau gak? *Mulai heboh*. Gue salah mesen minuman di Starbucks! Astagfirullah. Serasa masih ngang ngong tau nggaaaakkkkkk!! Asli gue browsing dulu beneran. Ternyata di kenyataannya beda lagi. Yaiyalah salah gue sih nggak konfirmasi lagi atau menyanggah. Gue kan ekspetasinya mau mesen ice shaken tea dan bakal ditanya passion tea, green tea dll, terus akan gue jawab passion tea. Masalahnya gue mesen ice shaken tea terus nggak ditanya lagi. Langsung dikonfirmasinya ice shaken lemon tea, malahan ditawarin makanan buat dinner dan cream on top. Gue rasanya nggak enak, tapi gue bilang aja gue habis makan. Terus yang lebih parahnya lagi, harganya juga jadi dua kali lipat dari ekspetasi. Biasanya gue mesennya biasalah greentea frappuccino. Berhubung mau low budget sedikit. Eh malah tetep on budget bukan low budget. Abis minum ice shaken lemon tea tambah kerja-kerja dikit bikin offering buat klien sambil nulis my writing project. 70% dari minuman gue lewat ke tenggorokan tapi nggak habis kayak kalo minum greentea frappuccino. Kalo ke Starbucks lagi mesen minuman yang nggak biasa gue pesen, gue harus lebih berani ngomong LAGI, LAGI, dan LAGI.

8/14/2023

Growing up is something that you WILL encounter.

Don't be afraid, because it's not something that you should be afraid of.

Don't go away, because it's reality that you can't deny.

Don't pissed, because one day you'll thank for every adult problem that you've been through.

Be brave and be strong, my friend. You are not a kid anymore. Life goes forward.

7/31/2023

 Heart : "Kenapa ya gw selalu jatuh cinta sama orang yang salah?
Atau mungkin emang ada yang salah sama gw"

Mind "We all do it all the time heart :)"


Do I?

9/05/2022

Week 1 in Home

 It's 10:50 AM. Wait, I don't see that sky with lots of clouds. Ah

ternyata langitnya bersih.

Tanggal 5 September sekitar jam 08:30, gue harusnya udah berangkat dari Bogor ke Jakarta. Di anter sama motor dan bis pastinya. Makan nasi kuning dulu di rumah, duduk di kasur bareng-bareng buku yang lagi dibaca. Naik bis lagi setelah sekian lama nya.
Tapi ternyata nggak jadi dan akhirnya lewat e-mail. Disitu gue bingung mau seneng apa sebel. Gue cuma bisa berdoa aja, karena Usaha nya juga lagi diperjuangkan.
Berhubung udah di Rumah lagi, gue jadi banyak mikir lagi. Terus sekarang gue banyak pikiran. Was-was karena otak banyak isi nya, was-was karena gue harus nutup mata lagi belajar bernafas, takut gue nggak kuat ngejalaninnya. Life's hard if you think too much. Well, it has been a great week in Home. Hope I can see something very soon.


Gila juga nih udah sering banget gue nggak se-rajin dulu kalo nge-post. Maksud gue, gue nge post beneran sedikit. Dulu kan gue ngepostnya ngasal aja gitu tapi kadang konsisten sih hehehe.

Okay. Post gue yang sebelumnya sedikit dramatis ya, malahan kayaknya terlalu dramatis. Malu banget gue sebenernya. Tapi I feel better sih karena gue setelahnya jadi nggak terlalu peduli juga. Sedikit sih, gue nggak terlalu peduli karena orang nya juga nggak peduli. So I don't have much time buat peduli sama orang yang nggak peduli.
Gue pernah bilang nggak sih kalau gue itu hampir sering baca buku. Terutama buku tentang pengembangan diri. Bukan, bukan karena gue suka. Tapi karena gue ngikutin berbagai orang dan berbagai konten yang gue lihat. Sebenernya nggak ada perubahan sih setelah baca buku kayak gitu, karena emang nggak niat berubah kayaknya. Gue baca karena mau tau aja sih bukan mau mencari untuk perubahan. Tapi gue mengerti sedikit, kalau untuk perubahan total mungkin nggak ya cuma perubahan seperempat yang terjadi. Terus ceritanya gue baca buku berbahasa inggris ada tiga yaitu tentang filosofi essai gitu dan beberapa buku tentang kasus-kasus wanita yang memperjuangkan sesuatu (bisa dibilang begitu). Jujur gue nggak terlalu paham bahasa inggris sih kalau gue harus menerjemahkan kalimat-kalimat yang gue baca. Tapi gue ngerti setiap kalimat yang diketik oleh penulisnya. Setelah 2 buku ini selesai gue mikir "Wah??? Gila Otak Maudy Ayunda Kuat Ya Baca Ginian?!?!?!". Iya gue tuh baca buku rekomen dia di instagram.
Perubahan saat melihat dan mendengarkan sesuatu adalah hal yang pertama kali terjadi setelah baca kedua buku itu. Yang ketiga dibaca nggak?? Gue baca setengah doang karena gue takut makin dibilang beda sama orang-orang. Yang dua itu aja masih gue cerna mau ditaruh mana di bagian otak gue.
Gue tau sih orang tua gue juga orang yang hebat. Ibu gue pun orang yang hebat. Tapi gue nggak tau ternyata perempuan-perempuan yang gue baca itu keren. Gue ngerasanya itu kagum, kaget dan sedih sih. Ehhh... Cerita tentang buku nya udah sampe disini aja ya.
Bingung adalah bagaimana gue ngeliat diri gue saat ini. Gue itu nggak terlalu peduli sama orang lain, tapi gue peduli sama kata-kata orang lain. Jadi apa yang mulut orang keluarin itu gue peduli sama isi nya. Entah itu penting atau nggak, baik atau buruk, gue peduli dan akhirnya gue kepikiran. Terus gue kan lagi ikut Well-Being Online Courses, banyak tugas yang perlu dilakuin setiap hari nya. Tugas nya nggak perlu dikirim, cuma perlu dilakuin. Gue selalu ngelongo waktu sesi Q&A "Gila??? Pertanyaannya keren banget?!?!". Dan yang gue rasa adalah bukannya gue harusnya kebentuk jadi kayak gitu ya dengan pendidikan yang gue dapet dari sekolah sampe universitas hihi. Lucu sih buktinya gue ketawa pas ngetik ini. Asli, lucu banget. Jadi gue sebenernya pengecut sih kalo soal hidup dan gue penuh ketakutan orangnya. Gue nggak berani ngadepin dunia, nggak berani ngadepin orang lain, karena gue nggak berani ngadepin diri sendiri. Gue udah pengen nya flying fox aja. Gue suka ketinggian. Tapi gue nggak suka wahana atau yang terlalu menantang jantung. Cukup sekian. Kita berpelukan dan semoga aku selalu senang melihat dirikuh.


Kesan-kesan seminggu di Rumah : Kadang gue merasa nggak betah. Soalnya gue sadar kalo gue di sini, suka main-main sama waktu. Lama di rumah suka bosen. Terus main keluar suka diem. Disini pilek, bersin-bersin, sampe akhirnya batuk (gue nggak tau ini gara-gara kenapa.). Dinginnya rumah juga juara banget. Udaranya lagi dinginnya super rindu sama panas huhu (aneh).

Okay. Anyway, I have to enjoy my time. I can be with my family, my wayv boyfriend hehehe. I miss my schoolmates a bit, not judging but listening, comforting and hugging. Tapi tetep, gue gedeg karena gue punya nya foto lama. Dahlah.

Okay. I have to do something now. We'll meet again :-)

1/31/2021

On My Way

Sekarang gue lagi dikamar habis liat Tiktok - Viu - Youtube. Perasaannya kurang lebih baik dan tipikal Abu-Abu banget.
Layar-layar handphone dan langit-langit putih. Sedikit langit & jalan gue liat. Sinyal selalu kencanggg sekarang. Mengingat pikiran gue lagi di antah berantah gini.

Ngomong-ngomong gue mau terima kasih sama Gue, diri gue sama GUE. Gue bikin tulisan tentang hubungan gue sama diri gue. Maunya sebagai ungkapan ketenangan. Bagi yang mau baca tulisan-tulisannya, bisa baca sampai selesai di sini.

Gue pengen nulis aja, enjoy :)

*Sekiranya bukan kiasan kalimat belaka, tapi cerita yang ada dan menenangkanku.





2 insan


Antara 'A'ku dan 'D'iriku


Keduanya bersatu karena tanpa alasan


Namun


Terkadang terpisah dalam kurun waktu yang tidak diduga


Berharap tetap akan bersama dan kuat dari tepisan hujan batu


Inilah diriku yang nyatanya terpisahkan karena kesulitan


Kesulitan menerima masalah yang ada


Dipisahkan harapan
Keputusasaan
Amarah
Kesedihan
Kebencian


Sang 'A'ku di Dunia nya


sedangkan


Sang 'D'iriku di Masalah nya


Bagaimanapun, pada logikanya, ini sulit


Tapi ini hebatnya peranan kondisi DIRIKU, dia bisa begitu bahagia dan juga bisa begitu sakit


Bisa kubayangkan, pasti betapa inginnya sang 'D'iriku datang ke Dunia demi hinggap ke rengkuhan sang 'A'ku


Bisa kubayangkan, pasti betapa inginnya sang 'A'ku memeluk sang 'D'iriku secara mendadak demi sebuah ketenangan


Dan juga bisa kubayangkan bahwa betapa inginnya sang 'D'iriku meruntuhkan topangan bahu kanannya demi bersandar di rangkulan dan gempatan peluk sang 'A'ku di Dunia





Keduanya bahagia kalau mereka benar bertahan dengan keadaan


Dan mereka seperti buah dari keromantisan nuansa pertolongan yang gemerlap








Untukmu ku gagahkan peganganku untuk 'A'ku dan 'D'iriku.


Thanks, Me! Keep going :)

10/26/2020

Hi, Healer!

Sekarang gue lagi males. Malesnya lumayan berkelanjutan dan nggak tanggung-tanggung.
Gue nonton drakor dan gue merasa tidak bosan setelahnya. Sedikit milih-milih kalo nonton drakor & kalo udah nemu yang seru kadang moveon nya susah. Wifi lancar bagus alhamdulillahh sekarangg. Mengingat gue lagi dirumah aja karena pandemi gini, bosannya gampang sekali.

Ngomong-ngomong gue mau terima kasih sama drakor, aktor ganteng menemani keseharian gue. Dia bikin gue ngerasa ada yang kurang gitu kalo belum nonton drakor yang ada dia nya. Sebenernya drama nya ada lagi yang lain dari dia. Tapi gue nggak pengen aja nonton nya.

Gue kemarin-kemarin baru selesai nonton healer dan gue punya penyegar mata, enjoy :)









Forget, Superman! I just want healer :)

10/18/2020

Gembel.

Halo bloggers, readers, tea time-ers. Wie geht's euch? Semoga baik-baik aja ya. Apa? Kabar gue? biasa ajah. Nothing special, nggak jauh-jauh dari sibuk ngurus diri ini biar cepet sehat. Terus ada apa nih? Kaga ada! Ada deng, tapi nggak penting ; gue jerawatan (lagi). Setelah dulu jarang banget jerawatan, terus muke gue pas pandemi kaga enak. Yaudah gue mulai jerawatan "Nambah!!".
Belakangan ini kerja gue emang cuma bawa-bawa botol minum aja. Di isi lah, minum lah, blah. Intip yuks foto gue jaman dulu, biar nggak tulisan semua gitu. Tapi jadinya kayak ajang narsis gitu. Ngga papa lah ya? Blog punya gue ndiri. Ngga ada yang larang.

Guenya masih lucu.

Jari di pipi tapi jadi alay.

Rambut habis dipotong, masih ngembang.

Fotonya udah mulai make camera360.

Masih dengan gaya andalan jaman dulu.

Udah mulai sosoan, sosoan galiat kamera.

Kalo senyumnya begini aneh cuy.

No comment.

Gue dulu foto ngapasi, gajelas!


Udah nggak jelas fotonya, masih camera 360. Ipad andalanku.

Mulai sosoan foto kayak bahagia

Jerawatnya mulai parah, gede (lagi). Mulai lanjut make cream.

Mulai nyoba make segiempat lagi, Tapi maju banget kerudungnya.

Iseng nyoba kerudung diputer2. Loh kok kerudungnya nggak sesuai rencana?!

Karena kuliah masih libur, jadinya iseng nyoba makeup pertama kali

Pulang kuliah foto. Ngeliat ig orang, nyoba foto bagus, setelahnya yang bagus "sedikit".

Andalanku untuk ganti semua dp (dulu).