1/19/2020

It Was Friday!

After suffering with very emotional sadness this morning, I finally got better. I sleep at 1 am because I can't sleep normally. I tried to move my phone away and even tried to .... no .... I didn't do anything (yes I know it's very lazy). Obviously it had no effect, but it made my sleep schedule worse.

It all started at the end of my exam, I did nothing. And I told myself over and over that I would improve my sleep schedule but I didn't. Thank God I finished my exam three days ago so I can always be at home after 1-17.

And now ... Yes now. It's 4 pm. I ask myself what I want to do today. I know it's Sunday, I have to do something. But I want to stay in bed and sleep. I have planned it since 4 days ago, but not to sleep after praying or take a nap and now I just woke up. Fuck u sleepyhead.
Anyways, I did blogwalking and found a pretty cool website, it's not cool at all. I'm just interested in it. http://world.doubutsu-uranai.com/. You guys should check it out, if u wanna know yourself.
So i gave my full name and my DOB. And it turned like this :




I know. You guys re thinking 'Ahh.. That's so lame!". But who cares? Hahaha. When you have nothing to do, or procrastinate some works, you do/search lame things on the internet :p

Okay stop blogging. I'm trying to do something now. Bye!

1/12/2020

Am I Too Old To Write This?

Gue mau curhat nih. Gue nggak mau cerita detailnya gimana. Karena mengingat umur gue yang sekarang 20 tahun ini, akan sangat labil dan sok masih remaja kalau gue cerita semua detail masalah gue disini. Memang ini blog gue, tapi website ini bisa dibaca siapa aja yang mau baca.

Intinya gini. Gue masih beranggapan sama dengan bertahun-tahun lalu : nggak semua orang di sekeliling lo itu peduli dan mengerti lo apa adanya. Yang lucunya lagi, lo pikir dengan mereka sebaya sama lo, harusnya mereka juga bisa berpikir sama kayak lo. Ternyata enggak. Ternyata mereka masih berasa sekarang ini jaman SMA. Terus gue akhirnya mikir "Oh. Jadi nggak semua orang bisa mengubah cara pikir mereka. Walaupun mereka udah melihat contoh baik, karena mereka udah pergi dari lingkungan mereka.". Apa sih sebenernya maksud omongan gue ini? Iya, maksud gue adalah mau orang itu udah di lingkungan dimana tidak mungkin bagi mereka untuk tetep nge-keep karakter dia yang typical SMA banget, ternyata masih lho mentalnya nggak berubah.

Contohnya gini deh. Gue jujur banget lebih comfortable sekarang. Kenapa? Karena beberapa orang di sekitar gue berpikirnya pake otak, mereka ngerti, mereka nggak peduli lagi sama orang muka dua. Mereka tau kalo emang orang ada yang suka baik di depan tapi ngejelekin dibelakang. Kenapa kayak gitu? Karena berkaca pengalaman gue berurusan sama orang-orang sekitar gue di masa yang sekolah aja. Orang seperti gue, yang pembawaannya males ngomong, yang deket sama siapa aja, yang diem, yang gampang percaya, yang menjunjung tinggi sebuah pertemanan, yang terlalu terbuka, ternyata lebih sering jadi korban muka dua. Why? Melihat karakter tipikal orang yang suka merasa kuat diatas kelemahan orang lain, yang suka nggak menganggap keberadaan orang lain, yang bisa berasumsi apa aja, yang bercandanya menjatuhkan orang lain, yang merasa diemnya orang itu berarti nggak berdaya, wajar aja kalau mereka merasa gue seakan-akan nggak tau apa-apa. Banyak hal dari diri gue yang sebenernya mereka anggap sepele. Gue sangat paham.
Terus gue seneng ketika gue kuliah. Gue bertemu dengan orang-orang (yang gue pikir) udah terbuka pikirannya, udah berubah mindsetnya, udah lebih real lah. Ternyata apa? Lambat laun gue nemuin aja orang yang kayak di sekolah dulu. Terus lagi-lagi orang-orang seperti gue ini yang kena. Einfach karena mereka pikir gue diem. Sifat gue yang terkesan diem jadi alasan mereka menyebut gue sebagai bocah SMA. Apa tanggapan gue? Gue mau ketawa aja dengernya. Dan gue sangat menyayangkan aja orang-orang seperti itu udah susah-susah lulus dari SMA, tapi sifat muka duanya masih aja nempel. What a shame. Padahal udah saatnya lo membentuk diri lo, lo instrospeksi, dan udah saatnya lo bisa belajar tentang diri lo sendiri lebih dalam.

Apa gue bakalan mau menjadi temen mereka lagi? Never. You can call me childish or whatever you want. Tapi gue adalah manusia yang berprinsip. Gue adalah orang yang kenal betul siapa diri gue. Gue tau betul mana yang baik mana yang enggak. Gue tau betul kalau gue selalu memiliki alasan logis setiap kali gue diem, dan yang paling penting gue itu selalu merhatiin dulu sebelum gue bertindak. Urusan mereka yang seakan-akan menghargai di depan tapi ngomongin di belakang itu bukan urusan gue. Lagipula gue hidup sekarang bukan untuk please everyone. Gue punya tujuan yang lebih penting dari itu.

I know it's kinda sad knowing that not everyone around you is real. Some of them are fake. But I'm okay with that and I'm not blaming them. At the end of the day mereka adalah individu masing-masing dan mereka punya hak sepenuhnya dalam memilih mau kapan kenalan sama diri sendiri :)

1/05/2020

Nggak Ada Judul

Manusia itu kodratnya suka ngeluh, suka nyalahin orang lain, suka nggak bersyukur sama apa yang udah dikasih.

Gue juga suka banget ngeluh. Apalagi taun kemaren, beuh. Dikasih sakit ngeluh, kuliah susah ngeluh, badan capek ngeluh, nggak ada duit ngeluh. Sering banget gue malu sama Allah, kok gue nggak pernah bersyukur. Kayaknya kuraaaaangg mulu apa yang udah Dia kasih. Bukannya berterima-kasih malah minta lebih. Padahal Dia itu udah yang paling tau apa yang paling baik buat kita, tapi masih aja kita kadang suka ngerasa sombong dengan tidak mempercayakan hidup kepada siapapun. Jadi kita selalu berekspetasi untuk selalu senang, selalu beruntung, selalu tersenyum, karena selalu dikasih apa yang kita mau. Eh, pas menghadapi realita nggak sesuai sama harapan, kita ngeluh.

Kayak sekarang nih contohnya. Kalau mau ngiri ya, gue ngiri banget liat temen-temen gue bisa pada jalan-jalan senang riang. Sementara gue disini harus dirumah demi tidak kena amarah atau kejudesan emak. Boro-boro mau jalan-jalan. Tapi pas gue mikir kayak gitu, gue langsung nampar diri gue dalem hati. Berani banget gue bisa berpikiran kayak gitu. Kenapa sih gue hatinya penyakitan pake acara ngiri-ngiri segala? Malu ah sama Allah. Udah dikasih hidup, tinggal dimanfaatin. Nerima sedikit apa susahnya sih? Bosen-bosen sedikit itu hidup apa salahnya?
Ngeliat orang kanan-kiri hidupnya seneng-seneng aja main sama temen-temennya, bahagia-bahagia aja jalan-jalan sama pacarnya. Gimana coba nggak ngiri? Jadi inget baca artikel waktu itu : apa yang kita dapetin sekarang adalah yang paling baik buat kita. Kuncinya cuma satu, yaitu selalu positive thinking sama yang diatas, sabar dan tetap berikhtiar. Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Seneng-seneng pasti ada saatnya. Sekarang adalah waktunya memaknai hari demi hari yang dikasih. Supaya seneng-senengnya bukan karena hal duniawi.


Fighting!

12/29/2019

Resolusi Tahun 2020

Di akhir tahun yang sebentar lagi akan tahun baru ini ada baiknya kalo kita men-set goals yang mau kita achieve untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih kompeten. *apa sih Yaann ckckck..*

Ngomong-ngomong sekarang jam setengah enam sore waktu Indonesia bagian Barat. Posisi gue sekarang ada di Kamar ternyaman gue. Iya coy hari kedua libur kuliah dan januari minggu kedua gue uas. Ini mantep banget :O
Okeh, sekarang kita mulai resolusinya.

1. Gue haru menjadi individu yang lebih santai menghadapi arus kehidupan. Harus lebih cerdas memanajemenkan stress.
2. Jangan kebanyakan belanja shopee, kalo ternyata target itu membuat gue suka lupa diri.
3. Lebih rajin lagi belajar sama semangat kuliahnya, tapi kali ini tanpa Stress alias no males dan cabut!
4. Di tahun ini gue pun berniat untuk memiliki suatu interest. Percaya atau nggak, gue ada interest yang gimana-gimana banget gitu. Gue emang bisa nyaritau beberapa hal tapi cuma mikirnya itu loh. Jadinya nyerah duluan :(
5. Lebih dewasa. Ini klise sih, yet ini yang terpenting.
6. Nyoba untuk lebih sabar dan lebih banyak senyum.
7. Gak boleh overthink!!! Please, Yan. You gotta relax, think less, and do more.
8. Please jangan tidur lewat jam 11 malem mulu. Agak sulit ini astaga.

Sekian resolusi gue kali ini. Film sudah menunggu.
Wassalamualaikum wr. wb.

12/22/2019

Coretan

Hidup itu nggak gampang. Kita dipaksa untuk selalu berjuang, kuat-kuat, keras-keras. Kadang apa yang kita mau, nggak selalu terpenuhi. Banyak alasan. Entah karena orang lain, atau emang cuma "kita nggak bisa dapetin itu.". Banyak temen, dikelilingi keluarga yang kelihatannya harmonis, buat gue mungkin itu nggak cukup. Jujur, non mi piace affatto la mia vita. Bukan gue nggak bersyukur, tapi emang suka nggak sreg sama hidup gue sendiri. Okay, gue emang cukup beruntung. Gue nggak kesulitan ekonomi, nggak perlu cari makan untuk esok hari, atau cari kardus untuk alas tidur. Lebih dari itu, lagi. Hidup gue bukan cuma diliat dari aspek ekonomi atau whatever they called.

Manusia. Manusia itu mahluk yang katanya paling sempurna. Dikasih akal dan pikiran sama Tuhan, sampe terkadang mereka suka sotau. Berasa paling tau dan nunjuk-nunjuk ke muka manusia lain. Satu hal, beribu manusia, beribu macam karakternya. Yang kita pikir kita "tau" dia, ternyata nggak. Untuk manusia-manusia tertutup, yang tau betul siapa dirinya, di"sotau"in itu nggak enak. I know exactly who I am. Nggak ada satu orang pun yang kenal gue. Untuk seseorang, atau mungkin beberapa orang, mereka bertanya-tanya apa yang ada di otak gue. Apa? Harus kalian tau? Gue nggak melontarkan apa yang gue mau. Gue cuma ngebuat sesuatu menjadi lebih baik, menurut gue. Egois? Iya mungkin. Mungkin gue egois, kelihatannya. Tapi mereka nggak mencoba ngebuka pintu lebih jauh lagi biar tau maksudnya. Bukan nggak mencoba, mereka nggak mau. Balik lagi ke atas, manusia itu sotau.

Mereka nggak perlu tau apa yang gue rasain, alamin, apa yang gue lihat. Karena itu semua nggak penting. Menurut mereka, mungkin gue keras kepala. Iya gue keras kepala. Gue lakuin apa yang menurut gue bener. Jelas. Yang kadang bikin orang nggak habis pikir. Cara gue menimbang-nimbang dan menilai suatu hal, cuma gue yang tau. So, isi otak gue ya cuma gue kan yang tau?
Bersosialisasi dan kontak sama orang lain nggak selalu jadi favorit gue. Terserah, gue bukan orang yang mudah menerima atau membiarkan orang lain masuk dan gue belum mau jadi orang itu. Gue bukan karakter The Sims yang bisa di buat sempurna. Mungkin manusia di sekitar gue anggap sebagai pengisi acara. Bukan sebagai seseorang yang bisa diajak ngobrol seterus-terusnya. Karena nggak semua bahkan kadang nggak ada yang ngerti cara pikir gue. Mereka pikir gue terlalu aneh atau bahkan nganeh gadanta sosoan gajelas belagu emosian baperan sensitif.
Percuma. Buang-buang waktu menurut gue. Pada akhirnya yang dilakukan orang-orang itu adalah ngomentarin. That's all. Membuat penilaian sendiri. Lo pikir lo kenal gue?

Nggak.

Gue ngejalanin hidup itu sendiri. Kalau gue gagal, cuma gue yang nanggung sedih, malu, dan marahnya. Kalau gue berhasil, cuma gue yang bisa ngerasain senengnya. Gue mati pun akan sendiri. Terbaring di liang kubur sendiri. Begitu juga dengan lo, atau kalian. Jalanin aja hidup lo, nggak perlu ngasih tau siapa gue. Gue tau gue siapa. Gue kenal betul manusia seperti apa gue itu sekarang.
Sekarang gue tanya lagi, lo kira lo kenal gue?

12/15/2019

Mundur Ke Belakang

Halo pembaca! Apa kabar?! Sekarang menunjukkan pukul 13.31 waktu Bogor. Gila ini udah siang dan bentar lagi sore terus malem dan besok gue harus ngampus fufufufufufufurgh. Kayaknya besok butuh semangat 45454 seperti pejuang kemerdekaan dahulu kala.

Sebenernya dari sejam yang lalu gue melakukan suatu kegiatan. Gue baca postingan blog gue dari yang terhapus terlama sampai yang terbaru. Lucu deh, gue kayak ngeliat sendiri proses pendewasaan yang terjadi pada diri gue. Terus gue jadi ketawa-ketawa senyum-senyum sendiri dan gue menyadari betapa dramatisnya gue dulu waktu galau. Tulisan gue nggak jauh-jauh dari cerita galau-galau dan kesedihan-kesedihan gue terhadap suatu hal, tapi jatohnya lebay. Soalnya gue pake kalimat-kalimat yang gue bilang terlalu dwitasari banget dan berlebihan merasa sedihnya. Macam bocah cacat. Asli.

Jadi gini kira-kira lajunya :

  • di postingan yang lawas-lawas, gue adalah pribadi bener-bener bocah, haus akan cinta ewwh, dan tukang galau.
  • di postingan agak lawas, gue jadi agak-agak suram, mengerikan, jarang ketawa, dan suka ngeluh.
  • di postingan tengah-tengah, gue terlihat bener-bener madly in love karena gue lagi jatuh hati banget sama diri gue yang sekarang alhamdulillah masih (cie.)
  • di postingan yang baru-baru, gue jadi bingung nulis karena gue terlalu males mikir untuk hal-hal yang nggak penting. Kegalauan gue sudah jauh berkurang. Intinya : gue udah nggak mikirin social life
Terus waktu lagi baca-baca blog, gue jadi senyum sendiri dan ngomong dalem hati "Untung banget gue ngeblog.". Jujur gue udah banyak lupa sama maksud postingan-postingan gue. Ada postingan tentang gue galau dan sekarang gue kagak tau waktu itu kenapa gue terlalu lebay soal perasaan. Ada juga yang gue curhat-curhat nggak jelas dan gue geli aja gitu pas baca "Ha? Geli amat dah gue curhat-curhat nggak jelas gini."  Akhirnya gue hapus semua postingan-postingan lawas itu.

Di salah satu postingan lawas gue, gue pernah nulis wish list. Salah satunya nulis blog, terus nggak galau. Alhamdulillah I'm here now dan Insya Allah bakal nggak galau as long as not expectation. Semoga wish list gue yang lain bisa terkabul :D
Terusss apa lagi ya. Maaf yaa buat pihak-pihak yang dengan-sadis-dan-jahatnya pernah gue keluarkan kata-kata yang tidak baik huhuhu maklum dulu gue kalo marah campur sedih agak nggak mikirin kata-kata gue (sekarang udah nggak terlalu sih.....).

Oke deh gue bakal tetep konsisten ngeblog kayak sebelumnya. Biar bulan depan atau bulan depan-depannya lagi gue bisa baca ni blog hehehe. Oh iya, minggu ini gue ada tugas penting ; Bab 1 dan Bab 2 buat sempro bulan depan. Itu semacam tugas kuliah dari mata kuliah yang dosennya tau ngajarin apaan kemaren2 tau2 begini. Doain bisa yaaaaa >_____<. Asli gue bingung banget nggak ngerti!

Haduh retak lagi maskeran cuci muka dulu deh, morgen muss ich zum Campus und habe einen Herausfordernden tag, wie immer. Wassalamualaikum wr.wb.