3/14/2021

Stay Hungry

Dikarenakan gue lagi jadi pengangguran (lagi), gue menghabiskan hari-hari gue dengan menonton Masterchef yang udah lama banget. Jujur gue lebih prefer sama Masterchef Australia ketimbang yang USA. Kenapa? Abisnya yang USA lebay abis. Nggak jurinya, nggak pesertanya, semuanya lebay. Pertama jurinya, siapa namanya? Gordon Ramsey? Dia lebay parah. Apalagi pas dia di Hell's Kitchen. Kerjaannya ngamuk-ngamuk mulu. Mana aksennya british kan, jadi tambah mikir gue dengernya. Pesertanya juga kayaknya niat banget untuk berkompetisi sampe nggak jarang yang satu throwing other competitors under the bus. Persaingan yang sangat tidak sehat. Mereka harus banyak makan vitamin.


Berbeda dengan orang-orang di US, si peserta Masterchef Australia lebih terlihat selow dan tenang. Mereka pun mengangap saingannya adalah keluarga. Kalau lo sering denger yang USA ngomong "I'm not here to make friends. I'm here to win.", mungkin si Aussie ngomong "I'm so happy that he's going to the next round. So we can stay here a little bit longer and make great food.". Elegan.

Padahal awalnya gue mau ngepost foto makanan yang gue temuin di internet. Tapi jadi melenceng ngomong Masterchef. Yaiyalah coy. Pendahuluan dulu. Selow...

Di satu episode si Ben, peserta dari Masterchef Aussie masak Kecap Manis Lamb. Guess what? Dia menang hahaha. Juri-jurinya kayak kegirangan gitu makaninnya. Dalem hati gue "Yaelah, ini mah ibarat makanan gue sehari-hari.Emang dasar bule biasa makan makanan hambar."
Emang bukan rahasia lagi kalau masakan indonesia itu enak-enak. Bumbunya pas. Kalau masakan india bumbunya kebanyakan, ampe rasanya kadang aneh. Sementara masakan eropa bumbunya kaga jelas. Kayaknya di masaknya cuma sama garam-merica doang. Presentasi nya doang yang bagus.
Mari kita bayangin betapa lezatnya masakan-masakan di bawah ini. Untung puasa masih beberapa minggu lagi ya.










Gimana? Laper nggak liatnya? Gue tiba-tiba ngidam soto babat bibi gue. Enaknya parah, makannya ampe keringetan pedes. Biasanya kalo lagi ngidam gini gue cuma bisa menunggu esok tiba, karena rasanya ingin makan itu akan hilang. Nasib jarang ada tukang jualan. mau makan yang cuma keluar jalan aja susah. Huh.

Anyway, yeah. Kita nggak terbiasa sama rasa yang simple, selalu bold flavour. Di buku-buku resep aja bahan-bahannya banyak bener. Daun ini lah, daun itu lah. Semuanya dimasukin dan voila! Magic.

Sekarang gue mau ngapain ya. Jadi kepingin bikin mie nih. Kemarin gue udah makan mie sebenernya. Gara-gara abis pulang kampung. Alhasil pengeeeeeen makan, tapi maleeees makan. Okebye!

3/02/2021

Life Update

Due to overflowing mind, here I am writing a new blog post.
This post might get you think some.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Sebenernya bulan februari lalu gue ada rasa pengen nulis, tapi karena saat itu gue lagi di lemah secara mental jadinya pikiran gue agak sedikit terganggu. Sekarang pun sebenernya gue lagi nggak menggebu-gebu banget untuk menulis, karena pikiran gue udah agak used up untuk jauh dari sosial media, nggak mikirin jalan orang lain, dan sedikit mengembangkan kehidupan kesehatan mental gue.
"Kehidupan mental? I thought you were fine."

Believe it or not di bulan lalu gue udah nyerah sama apapun yang mau gue lakuin. That's actually one of my february problems anyway: it's been hard and tough for myself. Gue pertama kalinya merasa butuh ahli nya pas gue mulai nggak bisa cerita lagi ke orang di sekitar gue. She asked me to tell anything that would be hard to tell others. Dan kemudian apa yang mau diomongin belum sampe akhir udah nangis duluan. Di sana gue ada menggambar juga berdasarkan kalimat yang disebutinnya. I do feel myself changing a lot. I later then found out that if it's a good change. So I won't think I need an expert. Kalo di tanya apa yang berubah ya jawabannya adalah pikiran gue makin kacau sampe kadang gemeteran setiap lagi diem. Setelah itu setiap tidur selalu kebawa mimpi dan ujungnya nangis. Lalu gue jarang ngomong dan jarang makan sampe dibeliin vitamin untuk nggak selalu mikirin macem-macem. Gue nggak sering chatan sama temen gue yang sebenernya kadang gue nggak mau kalo gue baca terus ujungnya kepikiran. Bahkan gue jadi matiin notifikasi WA, despite seorang gue yang basically suka update status.

Me being more lose self-confidence nowadays got me thinking, "Why did I even doubt myself even more in this life? And why my self-confidence?". Terus gue mulai mikir sebenernya gue kenapa (yes, I am on that stupid mind). Pertanyaannya negatif. Cukup negatif sehingga instead gue jawab, I just thought of my failure, feel that failure is shameful. Jadi gue merasa kalau gue didn't fulfill what my parents wanted and that means I failed. But at least this made me lose my self-confidence even more.
There are hundreds of things that I think about myself. Pertama, Memenuhi ekspetasi orang lain aja sebenernya udah nggak banget. I still don't understand why did I do that. This made me more and more confused about myself who didn't even know what kind of "Person" I was. Instead of knowing what makes me happy, I get more confused about what I like and what I really want to achieve that I couldn't answered in freaking two hours. Kedua, it makes you frustrated not knowing what makes you happy at the same time. You can obey someone's wishes and be what they want until you are confused about who you are. If you are a loyal read of this blog, you would probably know I have quite a problem tapi kata orang "Nggak semua masalah harus diceritain." (walaupun sampe sekarang udah jelas how social is social, how communication is communication, how human is human, etc). But never in my life I say someone's problem without giving a treat of kindness. Why? Because that's a good thing, if you can't use words then show the attitude directly to make them not feel alone.

The point I am trying to make is, while I can listen to myself of self-reflect and even helped by anyone. On the other side of my social bubble, all I got is.... overthinking? I find it rather weird.
Nggak semua temen gue kayak gitu. There are some good people in my life (lagi-lagi harus menjelaskan untuk menghindari anggapan tidak punya teman).
But....

Ah, I am done explaining. You do get my point.