9/28/2022

Thank you, next

 Tulisan terakhir di bulan September ini saya dedikasikan untukmu, Dean.

Terima kasih karena sudah menjadi pribadi yang selalu memiliki rasa peduli, ingin mengerti, dan tidak mudah menerima begitu saja semua hal-hal yang mudah didapatkan. Semangatmu untuk terus belajar dari apapun dan siapapun tidak pernah padam karena untukmu, dunia bukan sekedar untuk dihidupi dan dialami, tapi juga menjadi pemain didalamnya.

Terima kasih karena sudah memilih utuk berteman dan menghargai orang-orang di sekitarmu. Tanpa melihat warna kulitnya, agamanya, ataupun dari mana dia berasal. Aku sangat menghargai keputusanmu untuk menjadi pendengar, merangkul, dan bersuara ketika ada pertikaian yang terjadi. Ketika banyak orang di dunia ini yang egosentris, berteriak-teriak di depan muka orang lain bahwa kebenaran hanya dimiliki oleh mereka, dan bahkan menyakiti hati manusia lainnya, kamu tanpa kenal lelah terus mendengarkan dan menghadapi semua orang yang datang dalam duniamu yang carut-marut ini sesuai kemampuanmu.

Terima kasih karena sudah bergabung dengan barisan orang-orang yang ingin mengubah dunia. Entah berapa banyak orang yang berkata bahwa itu hanya mimpi belaka. Entah ada berapa orang di luar sana yang menganggap dirimu berbeda dan aneh. Tapi kamu tetap percaya, walau harus mendapat ratusan perbandingan di luar sana.

Butuh keberanian untuk bersuara saat dirimu tau akan ada banyak anak panah dilontarkan kepada dirimu. Butuh keberanian untuk bersuara saat dirimu tau akan ada banyak orang yang mencoba membungkam mulutmu dan melarangmu melakukan apa yang kamu mau. Tapi kamu ternyata lebih berani dari yang kamu bayangkan. Perbandingan demi perbandingan, aturan demi aturan, paksaan demi paksaan. Segala perkataan yang membandingkan dan memaksamu, semuanya kamu hadapi tanpa membuatmu jadi melarikan diri. Kamu tetap berdiri bahkan lebih tegak lagi. Terima kasih karena sudah menjadi perempuan yang kuat.

Di dunia yang misoginis ini, tidak jarang kamu disalahkan karena kamu tidak sesuai dengan stereotip gender yang mereka tau. Mereka tidak terbiasa melihat perempuan yang lantang menggunakan kegigihannya untuk sesuatu yang seharusnya sama dengan orang lain. Teguhnya pendirianmu pun disalahartikan. Kepalamu keras, seperti batu katanya. Kamu dianggap selalu merasa paling benar dan sulit menerima masukan mereka yang sarat akan embel-embel demi kebaikan kamu sendiri. Kamu yang diam jika ada orang memandang dirimu tidak kompeten, dianggap terlalu sensitif dan emosional seperti perempuan yang sedang sindrom pre menstruasi.

Dean, jangan takut untuk selalu menjadi dirimu.
Kamu yang tangguh,
kamu yang gigih,
kamu yang terkadang blak-blakan,
kamu yang diam-diam membenci ketidakadilan,
kamu yang diam-diam membenci persamaan dan perbandingan.
kamu yang sebenarnya peduli pada kemanusiaan.
kamu yang ingin membuat dunia terutama lingkungan didekatmu sedikit lebih baik.

Jangan berubah hanya karena ingin menyesuaikan keinginan mereka.
Jangan berubah hanya karena mereka tidak bisa mengerti dan menerimamu apa adanya.
Jangan berubah hanya kamu merasa kamu terlalu aneh dan tidak seperti stereotip perempuan pada umumnya.
Jangan berubah hanya karena mereka bilang kamu berbeda dari orang-orang di lingkungan sekitarmu.
Jangan meminta maaf untuk sesuatu hal yang tidak kamu lakukan.
Jangan meminta maaf karena kamu sudah melakukan kebenaran.
Jangan mendekatkan diri pada hal-hal yang membuatmu marah.

Dean, mungkin Ibumu tidak pernah bilang untuk tidak tinggal diam jika melihat suatu kesalahan. Mungkin Ayahmu tidak pernah bilang untuk berkata maaf jika melakukan suatu kesalahan. Mungkin keduanya juga tidak pernah bilang untuk mencoba menemukan kebahagiaan di dunia ini. Tapi tetaplah pada pendirianmu untuk terus belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik. Tetap lanjutkan perjuangan yang sedang kamu kejar. Tetap percaya pada keyakinanmu walau kamu harus mengorbankan dirimu. Tetap percaya pada kebahagiaan yang akan kamu temukan dari sebuah pengalaman atau dari orang yang kau temui.

Dean, terima kasih sudah mengizinkanku untuk belajar dari dirimu. Aku ingin kamu dan aku bisa terus maju sampai Tuhan memerintahkan malaikat-Nya untuk menjemput dan mengantarkan kita ke tempat yang lebih baik, lebih damai, dan lebih tentram ketimbang dunia memuakkan ini.

9/21/2022

Cerita-Cerita Aja Yuk Kita!

Rabu udah mau berakhir dan kamis pun akan dimulai. Bosen nggak sih lo kalo ngebaca postingan gue isinya cuma tentang kuliah dan berbagai keluhan dan hal random? Kesannya hidup gue cuma gitu gitu doang. Tapi emang iya, hari-hari gue ya cuma sebatas nge-date sama laptop di meja kerja. Asli.

Hmm.. Hari ini tuh kurang terlalu seru sih. Gimana enggak, gue lagi mager-magernya dan bangun pagi tapi nanti tidur lagi. Terus gue mandi nya juga siang padahal mandi adalah target utama gue. Walaupun hari ini gue tidak terlalu tenang karena suasana agak menegangkan dan membuat gue lelah jadi gue baru aja pulang dari rumah kakak gue (asik kan kalo rumahnya deketan?), tapi overall cukup yoi dengan anak kakakku di setiap harinya. Nah sekarang kan udah di rumah nih, jadinya ya gue mau nggak mau harus konsen lagi kan yaa sama sesuatu hal gituan. Melihat kesalahan gue di beberapa minggu terakhir ini dimana hanya di weekday gue terlalu pusing sama kenggakngertian gue terhadap rasa mager-mager aneh itu. Gue agaknya kali ini harus lebih banyak belajar lagi, maksudnya ya gue harus lebih rajin tiap hari ngulang rutinitas. Segala software udah gue beli. Gue seneng sih belajar hal baru, karena gue sebenernya tipe orang yang bosenan kalo kerjaan gue gitu-gitu doang. Ketimbang harus berurusan dengan membalas omongan orang bla bla bla. Kesannya gue anti sosial ya? Surprisingly, I don't really anti-social atau males berinteraksi dengan orang. Doch doch, satu-dua lah yang kadang banget gue suka komunikasi, karena gue lebih suka telpon yang jarang dibandingkan chat yang sering, kedengerannya gue kayak "Hmm okay.. Makin gede makin ribet ya cara berkomunikasi lo." Ho oh, gue nggak doyan chattan. Asli males. Handphone gue bukan penuh sama notifikasi orang yang menghubungi gue, tapi penuhnya sama operator Tri yang rajin sms gue ngasitau promo pembelian kuota dll. Tapi kalo untuk urusan beginian nih, belajar dan handphone, gue lebih demen ninggalin handphone. Karena itu orang rumah suka males sama gue karena gue terlalu jarang megang handphone dan agaknya sulit dihubungi yang ampe "Punya handphone mahal juga percuma jarang dipake.". Ambil contoh pas bulan lalu gue diajak pergi ke mall. handphone gue mati karena baterainya habis. Gua bawa powerbank. cuma nggak gue colokkin. Terus gue dengan damainya jalan-jalan sama adek dan anak kakak gue padahal gue dicariin sama orang tua dan kakak gue. Asli gue ketawa tapi tegang. Takut bro kalo diomelin.

Enough ngomongin kesosialan, gue nggak mau nerusin.
Ngomong-ngomong hari ini ganteng-ganteng gue ke indonesia! Yoi bang, WAYV MAU BUKA WARUNG!! Akhirnyaa setelah satu tahun terakhir hanya berjumpa dengan gambar dan chat dari bubble dan weibo, berjumpa juga di ibu pertiwi--tanah air--negara kesatuan republik indonesia dengan kesamaan langit yang dilihat dan udara yang dihirup. Udah nggak sabar banget gue buat ngeliat info bandara semoga tidak ramai karena kalo terlalu ramai takut mengganggu keleluasaan mereka. Lidah gue udah pingin screaming buat mas kuncoro itu dan bergetar karena kegantengan weishenv. Man man man... WayV, NCT Dream, NCT 127, Super Junior, SM kenapa memborbardir saya dengan begitu banyak grup. Pusing banget gue sama SM haha. Tapi sepusing-pusingnya sama SM itu, gue lebih pusing sama uang lah ya. Mana gue nggak akan nonton semua itu, gue bukan tipe penggemar yang "Wooww.. Comeback album beli yak." atau "WayV gratis nih tampil nonton ah mau ngeliat aslinya." atau "MV baru keluar nih. Konten juga baru keluar. Nonton ah.". Gue tuh sebenernya penggemar Baekhyun jadi gue nurut dengan habiskan uang untuk diri kamu sendiri nggak perlu beli album kok. Tapi berhubung gue emang milih-milih orangnya jadi nggak gercep banget langsung pengen. beli album aja kalo ukuran albumnya gede. beli beyond live karena bias gue mau wajib militer. jadi gue datengnya itu disaat-saat tertentu. dan bodo amat kalo ada yang bilang gue fans boongan atau musiman atau fans baru dan karena gue mendukung idol-idol yang gue sukai dengan cara gue dimana artinya adalah sesuai budget dan sesuai moment, jadi dengan senang hati gue mengatakan semoga mereka nyaman dan seneng di indonesia tercinta.

Baiklah, cukup cerita-ceritanya. Gue mau lanjut ikut kursus online.
Cus!
This entry was posted in

9/05/2022

Week 1 in Home

 It's 10:50 AM. Wait, I don't see that sky with lots of clouds. Ah

ternyata langitnya bersih.

Tanggal 5 September sekitar jam 08:30, gue harusnya udah berangkat dari Bogor ke Jakarta. Di anter sama motor dan bis pastinya. Makan nasi kuning dulu di rumah, duduk di kasur bareng-bareng buku yang lagi dibaca. Naik bis lagi setelah sekian lama nya.
Tapi ternyata nggak jadi dan akhirnya lewat e-mail. Disitu gue bingung mau seneng apa sebel. Gue cuma bisa berdoa aja, karena Usaha nya juga lagi diperjuangkan.
Berhubung udah di Rumah lagi, gue jadi banyak mikir lagi. Terus sekarang gue banyak pikiran. Was-was karena otak banyak isi nya, was-was karena gue harus nutup mata lagi belajar bernafas, takut gue nggak kuat ngejalaninnya. Life's hard if you think too much. Well, it has been a great week in Home. Hope I can see something very soon.


Gila juga nih udah sering banget gue nggak se-rajin dulu kalo nge-post. Maksud gue, gue nge post beneran sedikit. Dulu kan gue ngepostnya ngasal aja gitu tapi kadang konsisten sih hehehe.

Okay. Post gue yang sebelumnya sedikit dramatis ya, malahan kayaknya terlalu dramatis. Malu banget gue sebenernya. Tapi I feel better sih karena gue setelahnya jadi nggak terlalu peduli juga. Sedikit sih, gue nggak terlalu peduli karena orang nya juga nggak peduli. So I don't have much time buat peduli sama orang yang nggak peduli.
Gue pernah bilang nggak sih kalau gue itu hampir sering baca buku. Terutama buku tentang pengembangan diri. Bukan, bukan karena gue suka. Tapi karena gue ngikutin berbagai orang dan berbagai konten yang gue lihat. Sebenernya nggak ada perubahan sih setelah baca buku kayak gitu, karena emang nggak niat berubah kayaknya. Gue baca karena mau tau aja sih bukan mau mencari untuk perubahan. Tapi gue mengerti sedikit, kalau untuk perubahan total mungkin nggak ya cuma perubahan seperempat yang terjadi. Terus ceritanya gue baca buku berbahasa inggris ada tiga yaitu tentang filosofi essai gitu dan beberapa buku tentang kasus-kasus wanita yang memperjuangkan sesuatu (bisa dibilang begitu). Jujur gue nggak terlalu paham bahasa inggris sih kalau gue harus menerjemahkan kalimat-kalimat yang gue baca. Tapi gue ngerti setiap kalimat yang diketik oleh penulisnya. Setelah 2 buku ini selesai gue mikir "Wah??? Gila Otak Maudy Ayunda Kuat Ya Baca Ginian?!?!?!". Iya gue tuh baca buku rekomen dia di instagram.
Perubahan saat melihat dan mendengarkan sesuatu adalah hal yang pertama kali terjadi setelah baca kedua buku itu. Yang ketiga dibaca nggak?? Gue baca setengah doang karena gue takut makin dibilang beda sama orang-orang. Yang dua itu aja masih gue cerna mau ditaruh mana di bagian otak gue.
Gue tau sih orang tua gue juga orang yang hebat. Ibu gue pun orang yang hebat. Tapi gue nggak tau ternyata perempuan-perempuan yang gue baca itu keren. Gue ngerasanya itu kagum, kaget dan sedih sih. Ehhh... Cerita tentang buku nya udah sampe disini aja ya.
Bingung adalah bagaimana gue ngeliat diri gue saat ini. Gue itu nggak terlalu peduli sama orang lain, tapi gue peduli sama kata-kata orang lain. Jadi apa yang mulut orang keluarin itu gue peduli sama isi nya. Entah itu penting atau nggak, baik atau buruk, gue peduli dan akhirnya gue kepikiran. Terus gue kan lagi ikut Well-Being Online Courses, banyak tugas yang perlu dilakuin setiap hari nya. Tugas nya nggak perlu dikirim, cuma perlu dilakuin. Gue selalu ngelongo waktu sesi Q&A "Gila??? Pertanyaannya keren banget?!?!". Dan yang gue rasa adalah bukannya gue harusnya kebentuk jadi kayak gitu ya dengan pendidikan yang gue dapet dari sekolah sampe universitas hihi. Lucu sih buktinya gue ketawa pas ngetik ini. Asli, lucu banget. Jadi gue sebenernya pengecut sih kalo soal hidup dan gue penuh ketakutan orangnya. Gue nggak berani ngadepin dunia, nggak berani ngadepin orang lain, karena gue nggak berani ngadepin diri sendiri. Gue udah pengen nya flying fox aja. Gue suka ketinggian. Tapi gue nggak suka wahana atau yang terlalu menantang jantung. Cukup sekian. Kita berpelukan dan semoga aku selalu senang melihat dirikuh.


Kesan-kesan seminggu di Rumah : Kadang gue merasa nggak betah. Soalnya gue sadar kalo gue di sini, suka main-main sama waktu. Lama di rumah suka bosen. Terus main keluar suka diem. Disini pilek, bersin-bersin, sampe akhirnya batuk (gue nggak tau ini gara-gara kenapa.). Dinginnya rumah juga juara banget. Udaranya lagi dinginnya super rindu sama panas huhu (aneh).

Okay. Anyway, I have to enjoy my time. I can be with my family, my wayv boyfriend hehehe. I miss my schoolmates a bit, not judging but listening, comforting and hugging. Tapi tetep, gue gedeg karena gue punya nya foto lama. Dahlah.

Okay. I have to do something now. We'll meet again :-)

7/19/2022

Chat Chat Chat

Hi! Apa kabar? Keliatannya gue udah lama nggak nulis lagi. Bukan karena gue lupa sih, tapi karena gue lagi kebanyakan mikir aja. Sebenernya sekarang juga masih. Gue kemarin ulang tahun. So happy birthday to me!

Bulan Maret awal urusan gue dengan PKL udah selesai semua. Itu perjalanan yang panjang dan lumayan melelahkan. Untuk mengingat perjalanan itu, banyak cerita-cerita yang nggak bisa dilupain. Sebulan sebelum selesai gue kecelakaan motor. Kalo diceritain rasanya gimana, nggak enak. Banyak ujiannya di tahun lalu dan awal-awal tahun ini. Gue inget ujian dari Allah itu katanya Allah masih inget sama kita dan Allah masih perhatian sama kita. Cuma namanya gue, ya suka ada aja perasaan ngedown-nya. Padahal kalo gue inget-inget lagi Allah nggak akan memberi ujian diluar kemampuan orang itu. Berarti Allah tau kan kalo gue bisa menjalaninya.

Fiuh.... Gue balik lagi ya ke cerita kecelakaan. Well, itu kejadiannya pagi-pagi karena gue berangkat kan habis shalat subuh dan saat itu hujan. Gue inget tujuan gue saat itu biar gue nggak nabrak motor depan yang mau minggir dari angkot, susah ngejelasinnya. Pokoknya angkot depan, motor belakang, mereka di kiri semua dan motor ini mau ke kanan karena angkotnya berenti. Tapi namanya rencana, kita nggak tau kan bakal sesuai atau nggak. Alhasil gue lah yang berguling-guling. Kalo diinget-inget lagi, sebenernya gue nggak inget. Bercanda.. Gue inget kok dikit-dikit.

Gue kalo make helm nggak pernah ditutup kacanya. Tapi hari itu gue tutup. Siapa yang tau kalo gue bakal guling-guling bareng motor ternyata. Jas ujan pada robek di bagian kaki dan tangan, tapi ternyata robeknya juga sampe ke celana yang gue pake. Motor nya masuk ke bawah belakang angkot. Berarti kenceng kan kalo gitu? Motor gue ancur bagian depannya. Gue nelpon ayah terus nangis gara-gara motor. Terus ayah bilang "Motor nya nggak usah dipikirin, Kakak nya gimana."

Gue nggak dijemput karena gue bilang kalo gue masih bisa bawa motor. Karena gue nggak ngerasa ada yang salah dengan anggota tubuh gue. Tapi waktu gue bawa motor pergelangan tangan gue nggak bisa nekuk dan ibu jari gue nggak kuat ngituin lampu sen. Gue tetep bawa motor sebisanya, karena gue punya pemikiran jangan ngerepotin orang. Karena pemikiran itu juga makannya gue nggak mau dijemput.

Ternyata ayah gue nunggu di depan Yasment. Alhamdulillah... Gue sampe rumah bareng ayah gue yang ada dibelakang. Waktu dirumah nangis lagi pas dipeluk ibu. Jujur itu pertama kalinya gue dipeluk sama orang pas lagi kenapa-kenapa. Orang tua gue sebenernya orang yang hangat tapi nggak sampe meluk-meluk dll. Dari kecelakaan itu gue tau apa yang dirasakan drama-drama korea yang gue tonton^^

Tangan gue di gips sekitar sebulan lebih. Waktu gue lepas gips, gue kira bakal langsung bisa digerakkin ternyata nggak. Tapi karena gue masih PKL jadi setelah lepas langsung lanjut lagi, bedanya gue numpang kosan temen kakak gue di Depok supaya deket ke stasiun. Tangan gue belum balik kayak sebelumnya, tapi gue paksain karena mau gimana lagi.

Kayaknya cukup sekian deh ceritanya. Sebenernya gue cuma nyeritain detail kejadian waktu kecelakaan aja. Buat gimana waktu masih di gips dan setelah lepas gips kayaknya kepanjangan.

Setelah kecelakaan gue gampang sakit kepala dan capek. Apalagi sakit kepalanya, rasanya mau jambak rambut sendiri :p
This entry was posted in

10/20/2021

Curhat Lagi, Curhat Lagi

Gue nggak tau dimana gue harus nulis uneg-uneg ini dan gue nggak tau mesti curhat ke siapa tentang hal ini. Terus gue jadi inget kalau gue punya blog yang bisa gue tulis tentang apa aja. Nyahnyahnyah.

Kali ini ceritanya agak bikin gue bingung, tentang apa yang kemarin-kemarin tejadi. Kenapa gue mau curhat tentang yang baru-baru terjadi? Karena gue udah nggak kuat lagi untuk nggak ngomongin ini, entah ke teman, keluarga, sosial media mana pun. Orang-orang di whatsapp gue akan bosan karena gue selalu berisik di status. Intinya gitu. So, disini gue nggak mau nulis tentang hal itu bener dan hal itu salah. Gue pure 100% pingin curhat.

Jadi gini, gue lagi magang. Magang gue bisa dibilang masih 3 bulan lagi. Terlebih dari 3 bulan ini gue sebelumnya bukan di bagian yang sekarang. Harusnya ya gue udah terbiasa dong ya. Karena gue nggak baru masuk ke tempat magang dan gue sudah pernah ada di bagian lain, bisa dibilang kemampuan menyesuaikan diri gue agak lama. Didalam diri gue memperbolehkan aja kalau gue ingin bebas berekspresi dan berbicara karena hal yang gue pikirkan, tapi karena gue masih di awal nggak mungkin gue bertingkah seolah-olah gue bisa langsung nyambung dan mengikuti lingkungan di sekitar gue. Selama gue mengerjakan dan mempelajari apa yang memang sudah untuk gue, ya sah-sah aja. Begitu juga dengan bagian. Gue bener-bener nggak ngerti dengan ucapan supaya bisa fokus di satu dulu tapi kenyataannya gue dikeluhkan. Gue mengakui gue masih berusaha mengetahui dan mengerti ritme lingkungan disana seperti apa. Dulu (juga) gue di bagian sebelumnya masih bingung, tapi mereka berusaha membuat gue beradaptasi dan membuat gue tahu apa yang perlu gue lakukan. Gue mulai paham, ketika satu orang ini melakukan sesuatu yang membuat mereka merasa sebal, mereka akan mulai mengeluhkan dan berbicara mengenai satu orang ini. Gue berusaha mikir (lagi) "Yaa nggak papa lo juga dulu di awal masih ada rasa bingung". I'm that type of person yang melihat dulu baru gue bisa. Jadi gue sebelumnya pasti nyari info ke orang lain, walaupun gue nggak mencoba mencari tau ke orang-orang disana. Gue tapi kenapa seolah-olah gue yang salah, padahal gue seperti itu karena melihat situasi dan kondisi yang lagi terjadi. But still, gue mikir memang kalau gue bertanya terus-terusan entah hal sepele atau hal-hal lain apa gue nggak akan dikira annoying. I totally know kalau orang lagi sibuk mengerjakan sesuatu dan ditanya nanti akan ke distract. Gue mengikuti apa yang mereka mau but you know "nanti saya panggil, nanti nunggu saya kasih.". Tapi kenapa gue tetep dikeluhkan. I don't know keluhan ini masih berlaku sampai sekarang atau saat itu aja.
So basically gue mulai nggak tenang.

I'm not saying that they're not good to treat someone or they're not a good person. They are really really a good person when I'm in there. Gue masih nerima saat gue denger tentang keluhan kalau gue pendiem waktu itu. Karena gue sadar akan hal itu, gue belum bisa ngobrol-ngobrol atau mengikuti obrolan mereka. Gue pikir sekarang gue akan dibilang aneh karena selalu mencoba bertanya apa yang gue dengar dari sekitar atau apa yang gue lihat. Gue sadar gue mulai merasa aneh dan bingung waktu ada di sekitar mereka, karena jadi banyak banget yang gue pikirin. Gue mulai khawatir lagi tentang diri gue di mata mereka. Gimana tanggapan mereka tentang gue, apa yang mereka mau dari gue, apa yang mereka ekspetasikan tentang diri gue, dan blablabla.  Gue ngerti kenapa gue seperti itu, gue mengerti kenapa gue mulai mikir lain-lain. Orang lain mulai disebut-sebut karena gue beda dari orang sebelumnya. Intinya itu yang mulai membuat gue overthinking over frustation. Gue tau penerimaan dari orang lain nggak semudah itu. Menerima orang lain yang berbeda itu nggak gampang. Gue ngerti itu. Tapi gue jadi mikir apa gue harus kayak dia, yang kenyataannya gue beda dari dia. Gue nggak tau siapa yang ngomong itu, tapi gue mikir mungkin semua nya yang punya pemikiran begitu tentang gue. Karena gue nggak ada bayangan siapa nya.

Dari dulu juga gue selalu mikir kenapa gue orangnya nggak gampang beradaptasi saat pertama kali berada di suatu tempat. Gue termasuk orang yang selalu punya pikiran buruk tentang diri sendiri. Gue belum bisa berpikir hal-hal baik tentang gue dan menerima diri sendiri. Gue selalu ngejudge diri sendiri. Membandingkan diri dengan orang lain bukan hal yang mustahil gue lakuin. Dengan melihat orang lain berpikir tentang gue dan membuat celah antara gue dengan orang lain: Gue membenarkan pikiran-pikiran buruk gue.

So now I'm just sad and thinking about everything. I'm tired about mental weaknesses that I have right now. Gue rasanya mau nangis kalo mikir terus-terusan. Kemarin fisik gue di jalan pulang udah ketar-ketir, dan gue dibilang masuk angin seperti biasa. Orang-orang disini nggak tau pikiran-pikiran itu yang bikin fisik melemah. I mean why you're not talking to someone? Is that someone out there? I don't think so. Semua orang punya kehidupan yang lagi dijalanin masing-masing. It's not okay to interupt their life with your own problems.

My point is, buat diri gue yang masih ada sampe sekarang "How To Survive In This Life." Why are you doing that? Boleh kah kalian coba berpikir dan berusaha mengerti terhadap tidak semua orang sama? Kenapa kalian begitu disaat orang-orang sebelumnya nggak begitu? Kenapa yang diam dikira nggak berusaha? Kenapa orang harus tetep show up dan berusaha terlihat?
Life would have been better if we can accept and understand that not everyone is same. Gue ngerti kok kalau gue seharusnya begini dan begitu, karena tujuan gue disana memang seharusnya itu. Nggak masalah kalau kalian berpikir lain-lain tentang gue, I accept that. I don't care if you are thinking about anything or whatever it is. As long as I'm alive, that's how life's work right?

9/09/2021

Life Update?

Maafkan saya yang kurang peduli sama intensitas menulis di blog ini yaa... *bowing-bowing kayak mamanya Shinchan*

Kesibukan kali ini di sebabkan oleh :


    1. Kuliah (bosen, kan? Denger kata kuliah mulu. Sama.)
    2. PKL
    3. AU Program

Iya udah itu doang.

Apa ya yang mau di ceritain? Setelah pulang pkl gue nggak ngapa-ngapain juga. Boro-boro mau jalan-jalan pas libur. Bales-balesin WhatsApp orang pas nyampe rumah aja agak mager, saking capenya. Saking pingin tidurnya. Hmm... Palingan tanggal 3 september kemaren sebulanan sih pkl. Nggak banget ya gue nginget2 udah sebulanan buat apa?

Aduh asli gue lagi super-duper keine Lust binti kein Bock banget ini ngeblog. Sudah lah.