7/31/2023

 Heart : "Kenapa ya gw selalu jatuh cinta sama orang yang salah?
Atau mungkin emang ada yang salah sama gw"

Mind "We all do it all the time heart :)"


Do I?

11/20/2022

Life Update

Due to overflowing overcrowded mind, here I am writing a new blog post.
This post might boring some.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Sebenernya bulan oktober lalu gue ada ide nulis, tapi karena saat itu gue lagi sibuk belajar untuk mengerti bahasa, menulis cerita dan membuat serta mengorganisir beberapa website yang gue punya jadinya nulis blog ini agak sedikit terdistraksi. Sekarang pun sebenernya gue lagi nggak terlalu menggebu-gebu banget untuk menulis, karena pikiran gue udah agak nggak used up untuk bikin tulisan atau cerita. Pikiran gue lagi used up untuk kerja dan sedikit mengembangkan dan belajar beberapa hal. Gue pengen sih mengembangkan kehidupan sosial gue.
"Kehidupan sosial? I thought you were an introvert and anti-social."

Believe it or not di bulan ini gue udah jauh banget sama orang-orang yang ada di kontak whatsapp gue. That's actually good but worst too anyway: being far from people that used to be your friend before. Satu orang ada sih yang suka ngehubungin gue, tapi buruknya gue adalah gue sekarang agak males kalo harus chattan, tapi kalo telpon juga gue kadang suka kadang nggak terlalu. Kehidupan komunikasi gue agak sulit ya. Gue chattan sama satu orang ini agak kaget sih, mungkin karena nggak biasa aja. What i know is menggunakan aku kamu antara perempuan dan laki-laki kadang agak menggelikan menurut gue pribadi. Even pacaran make aku kamu aja kadang kek agak gimana gitu. Tapi gue tau aku kamu itu bahasa indonesia yang baik dan gue selalu menemukan kata itu di setiap bacaan yang gue baca, waktu gue tiba-tiba dihadapkan dengan orang yang mengaplikasikan itu gue sebenernya agak canggung. Mungkin kalo emang udah bestie-an banget gue nya sama dia even itu laki-laki kayaknya nggak bakal canggung sih. Karena baru banget berhubungan lagi jadinya agak canggung dan agak males juga kalo nggak terlalu penting. Kayaknya gue terlalu pemilih ya lama-lama dan gue nggak tau harus suka atau nggak sama sisi baru gue yang ini.

Me being more open and approachable nowadays got me thinking, "Kenapa gue harus terbuka sama orang? Kenapa gue harus menunjukkan diri gue ke orang lain? Mereka aja tertutup sama gue lalu kenapa gue harus melakukan itu?". Terus gue merasa sih gue mulai mikirnya aneh kayak mereka aja nganggep gue nggak ada so do I. Jadi apa yang orang lain tunjukkan ke gue ya gue jadi mikir gue juga akan bersikap begitu. Gue pikir kalo gue terlalu mikirin orang-orang terdekat gue yang sekarang entah ada di antah-berantah dan mereka sedang apa kayak cuma menyita ruang di otak dan pemikiran gue. Wow... belagu sekali gue.
Tapi gue kayak gini juga bukan tanpa alasan sih. Just remember every action have a reason behind it. Dan gue punya sebab akibatnya kenapa gue kayak gini. Dulu gue orangnya gampang kepikiran kalo udah bestie banget sama orang terus orangnya tiba-tiba pergi hilang entah kenapa dan dimana. Dia ada dimana-mana tapi buat dihubungi aja susah. Kalau pun ada nanti jawaban paling awal adalah tenggelem chatnya. Dulu gue gampang sakit hati kalo nemu temen deket yang tiba-tiba kayak gini padahal ada di segala platform. Sekarang gue bodo amat. Why? Because I am tired being overthinker caused the action from people that I thought really *close* to me. I'll give you some examples:

"Kali aja dia sibuk."
"Lo harus ngerti orang-orang itu punya kesibukan."
"Mungkin chatnya tenggelem."
"........ dan segala kasus lainnya".

Lalu waktu mereka lagi sedih dan nggak baik-baik aja *dang* mereka muncul. Karena berlangsung seperti itu terus-menerus. Gue mulai mikir "Ah.. Hidup gue aja udah melelahkan sekali. Nggak sanggup gue kalo harus dengerin kesedihan dan kehidupan lelahnya orang lain. Gue aja survive sama diri sendiri udah kek pengen mati. Dia udah survive sama diri sendiri terus ditemenin partner dikelilingi orang banyak masih aja dateng ke gue." Gue nggak mau deh sekarang nampung kesedihan orang-orang kalo cuma bikin gue ikutan mikir gimana nanggepinnya, kesedihan yang sering gue rasain aja gue masih pusing mikirin jalannya harus gimana.

Anways, gue pernah baca tulisan udah lama sih intinya adalah:
"Kalo kamu jadi orang yang terakhir diajak main sama orang atau diajak main nya dadakan dan tiba-tiba sama orang. Kamu jangan mau. Karena sebenernya itu nggak murni mau ngajak main kamu. Hheee..."

Yes, I read the "Hheeeeee". Karena itu gue mulai mikir ke belakang ke beberapa kisah yang pernah terjadi. Gue merasa kenapa gue nggak sadar. Gue akui sih gue sebenernya ada rasa seneng kalo diajak main sama orang, but after gue baca itu gue jadi kok gue bodoh banget ya. Hheeee. Gue selalu menertawakan kebodohan gue akan koneksi yang pernah gue miliki dengan orang lain beberapa bulan belakangan ini. 

Now I am with myself and my family. Gue agak capek harus berada di lingkaran pertemanan saat ini. Isinya basa-basi nanya kesibukan akhir-akhir ini, berlomba-lomba dengan achievement yang lagi dikejar dan sedang diraih atau sudah didapatkan, membahas pekerjaan yang membuat mereka kesal but they keep doing it, cerita soal itu-itu lagi atau nggak hampir mirip dengan cerita beberapa hari sebelumnya, nongkrong cantik, ngomongin orang udah begini udah begitu, etc. Gue menyarankan diri gue untuk berada di lingkaran yang lain, kalau mau berkoneksi sama orang pasti ada orang yang balance dan tau apa yang harus ditanya dan diomongin. Gue sedang menginginkan lingkaran yang peacefully, mindfully, meaningful but with a funny story even itu kelucuan yang konyol gue lebih rindu hal itu. I can be serious but life's too serious right now.

The point I am trying to make is, while I can listen to stories of my friends, self-reflect and even inspired by them and annoyed by them. On the other side of my social bubble, all I got is.... nothing? sadness? I find it rather weird. Nggak semua temen gue kayak gitu. There are some cool and nice people in my circle tho and in my life ofc (lagi-lagi harus menjelaskan untuk menghindari kesalahpahaman pembaca-pembaca yang sensitip dan mudah tersinggung seperti saya misalnya). But....

Ah, I am done explaining. You do get my point.

9/28/2022

Thank you, next

 Tulisan terakhir di bulan September ini saya dedikasikan untukmu, Dean.

Terima kasih karena sudah menjadi pribadi yang selalu memiliki rasa peduli, ingin mengerti, dan tidak mudah menerima begitu saja semua hal-hal yang mudah didapatkan. Semangatmu untuk terus belajar dari apapun dan siapapun tidak pernah padam karena untukmu, dunia bukan sekedar untuk dihidupi dan dialami, tapi juga menjadi pemain didalamnya.

Terima kasih karena sudah memilih utuk berteman dan menghargai orang-orang di sekitarmu. Tanpa melihat warna kulitnya, agamanya, ataupun dari mana dia berasal. Aku sangat menghargai keputusanmu untuk menjadi pendengar, merangkul, dan bersuara ketika ada pertikaian yang terjadi. Ketika banyak orang di dunia ini yang egosentris, berteriak-teriak di depan muka orang lain bahwa kebenaran hanya dimiliki oleh mereka, dan bahkan menyakiti hati manusia lainnya, kamu tanpa kenal lelah terus mendengarkan dan menghadapi semua orang yang datang dalam duniamu yang carut-marut ini sesuai kemampuanmu.

Terima kasih karena sudah bergabung dengan barisan orang-orang yang ingin mengubah dunia. Entah berapa banyak orang yang berkata bahwa itu hanya mimpi belaka. Entah ada berapa orang di luar sana yang menganggap dirimu berbeda dan aneh. Tapi kamu tetap percaya, walau harus mendapat ratusan perbandingan di luar sana.

Butuh keberanian untuk bersuara saat dirimu tau akan ada banyak anak panah dilontarkan kepada dirimu. Butuh keberanian untuk bersuara saat dirimu tau akan ada banyak orang yang mencoba membungkam mulutmu dan melarangmu melakukan apa yang kamu mau. Tapi kamu ternyata lebih berani dari yang kamu bayangkan. Perbandingan demi perbandingan, aturan demi aturan, paksaan demi paksaan. Segala perkataan yang membandingkan dan memaksamu, semuanya kamu hadapi tanpa membuatmu jadi melarikan diri. Kamu tetap berdiri bahkan lebih tegak lagi. Terima kasih karena sudah menjadi perempuan yang kuat.

Di dunia yang misoginis ini, tidak jarang kamu disalahkan karena kamu tidak sesuai dengan stereotip gender yang mereka tau. Mereka tidak terbiasa melihat perempuan yang lantang menggunakan kegigihannya untuk sesuatu yang seharusnya sama dengan orang lain. Teguhnya pendirianmu pun disalahartikan. Kepalamu keras, seperti batu katanya. Kamu dianggap selalu merasa paling benar dan sulit menerima masukan mereka yang sarat akan embel-embel demi kebaikan kamu sendiri. Kamu yang diam jika ada orang memandang dirimu tidak kompeten, dianggap terlalu sensitif dan emosional seperti perempuan yang sedang sindrom pre menstruasi.

Dean, jangan takut untuk selalu menjadi dirimu.
Kamu yang tangguh,
kamu yang gigih,
kamu yang terkadang blak-blakan,
kamu yang diam-diam membenci ketidakadilan,
kamu yang diam-diam membenci persamaan dan perbandingan.
kamu yang sebenarnya peduli pada kemanusiaan.
kamu yang ingin membuat dunia terutama lingkungan didekatmu sedikit lebih baik.

Jangan berubah hanya karena ingin menyesuaikan keinginan mereka.
Jangan berubah hanya karena mereka tidak bisa mengerti dan menerimamu apa adanya.
Jangan berubah hanya kamu merasa kamu terlalu aneh dan tidak seperti stereotip perempuan pada umumnya.
Jangan berubah hanya karena mereka bilang kamu berbeda dari orang-orang di lingkungan sekitarmu.
Jangan meminta maaf untuk sesuatu hal yang tidak kamu lakukan.
Jangan meminta maaf karena kamu sudah melakukan kebenaran.
Jangan mendekatkan diri pada hal-hal yang membuatmu marah.

Dean, mungkin Ibumu tidak pernah bilang untuk tidak tinggal diam jika melihat suatu kesalahan. Mungkin Ayahmu tidak pernah bilang untuk berkata maaf jika melakukan suatu kesalahan. Mungkin keduanya juga tidak pernah bilang untuk mencoba menemukan kebahagiaan di dunia ini. Tapi tetaplah pada pendirianmu untuk terus belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik. Tetap lanjutkan perjuangan yang sedang kamu kejar. Tetap percaya pada keyakinanmu walau kamu harus mengorbankan dirimu. Tetap percaya pada kebahagiaan yang akan kamu temukan dari sebuah pengalaman atau dari orang yang kau temui.

Dean, terima kasih sudah mengizinkanku untuk belajar dari dirimu. Aku ingin kamu dan aku bisa terus maju sampai Tuhan memerintahkan malaikat-Nya untuk menjemput dan mengantarkan kita ke tempat yang lebih baik, lebih damai, dan lebih tentram ketimbang dunia memuakkan ini.

9/21/2022

Cerita-Cerita Aja Yuk Kita!

Rabu udah mau berakhir dan kamis pun akan dimulai. Bosen nggak sih lo kalo ngebaca postingan gue isinya cuma tentang kuliah dan berbagai keluhan dan hal random? Kesannya hidup gue cuma gitu gitu doang. Tapi emang iya, hari-hari gue ya cuma sebatas nge-date sama laptop di meja kerja. Asli.

Hmm.. Hari ini tuh kurang terlalu seru sih. Gimana enggak, gue lagi mager-magernya dan bangun pagi tapi nanti tidur lagi. Terus gue mandi nya juga siang padahal mandi adalah target utama gue. Walaupun hari ini gue tidak terlalu tenang karena suasana agak menegangkan dan membuat gue lelah jadi gue baru aja pulang dari rumah kakak gue (asik kan kalo rumahnya deketan?), tapi overall cukup yoi dengan anak kakakku di setiap harinya. Nah sekarang kan udah di rumah nih, jadinya ya gue mau nggak mau harus konsen lagi kan yaa sama sesuatu hal gituan. Melihat kesalahan gue di beberapa minggu terakhir ini dimana hanya di weekday gue terlalu pusing sama kenggakngertian gue terhadap rasa mager-mager aneh itu. Gue agaknya kali ini harus lebih banyak belajar lagi, maksudnya ya gue harus lebih rajin tiap hari ngulang rutinitas. Segala software udah gue beli. Gue seneng sih belajar hal baru, karena gue sebenernya tipe orang yang bosenan kalo kerjaan gue gitu-gitu doang. Ketimbang harus berurusan dengan membalas omongan orang bla bla bla. Kesannya gue anti sosial ya? Surprisingly, I don't really anti-social atau males berinteraksi dengan orang. Doch doch, satu-dua lah yang kadang banget gue suka komunikasi, karena gue lebih suka telpon yang jarang dibandingkan chat yang sering, kedengerannya gue kayak "Hmm okay.. Makin gede makin ribet ya cara berkomunikasi lo." Ho oh, gue nggak doyan chattan. Asli males. Handphone gue bukan penuh sama notifikasi orang yang menghubungi gue, tapi penuhnya sama operator Tri yang rajin sms gue ngasitau promo pembelian kuota dll. Tapi kalo untuk urusan beginian nih, belajar dan handphone, gue lebih demen ninggalin handphone. Karena itu orang rumah suka males sama gue karena gue terlalu jarang megang handphone dan agaknya sulit dihubungi yang ampe "Punya handphone mahal juga percuma jarang dipake.". Ambil contoh pas bulan lalu gue diajak pergi ke mall. handphone gue mati karena baterainya habis. Gua bawa powerbank. cuma nggak gue colokkin. Terus gue dengan damainya jalan-jalan sama adek dan anak kakak gue padahal gue dicariin sama orang tua dan kakak gue. Asli gue ketawa tapi tegang. Takut bro kalo diomelin.

Enough ngomongin kesosialan, gue nggak mau nerusin.
Ngomong-ngomong hari ini ganteng-ganteng gue ke indonesia! Yoi bang, WAYV MAU BUKA WARUNG!! Akhirnyaa setelah satu tahun terakhir hanya berjumpa dengan gambar dan chat dari bubble dan weibo, berjumpa juga di ibu pertiwi--tanah air--negara kesatuan republik indonesia dengan kesamaan langit yang dilihat dan udara yang dihirup. Udah nggak sabar banget gue buat ngeliat info bandara semoga tidak ramai karena kalo terlalu ramai takut mengganggu keleluasaan mereka. Lidah gue udah pingin screaming buat mas kuncoro itu dan bergetar karena kegantengan weishenv. Man man man... WayV, NCT Dream, NCT 127, Super Junior, SM kenapa memborbardir saya dengan begitu banyak grup. Pusing banget gue sama SM haha. Tapi sepusing-pusingnya sama SM itu, gue lebih pusing sama uang lah ya. Mana gue nggak akan nonton semua itu, gue bukan tipe penggemar yang "Wooww.. Comeback album beli yak." atau "WayV gratis nih tampil nonton ah mau ngeliat aslinya." atau "MV baru keluar nih. Konten juga baru keluar. Nonton ah.". Gue tuh sebenernya penggemar Baekhyun jadi gue nurut dengan habiskan uang untuk diri kamu sendiri nggak perlu beli album kok. Tapi berhubung gue emang milih-milih orangnya jadi nggak gercep banget langsung pengen. beli album aja kalo ukuran albumnya gede. beli beyond live karena bias gue mau wajib militer. jadi gue datengnya itu disaat-saat tertentu. dan bodo amat kalo ada yang bilang gue fans boongan atau musiman atau fans baru dan karena gue mendukung idol-idol yang gue sukai dengan cara gue dimana artinya adalah sesuai budget dan sesuai moment, jadi dengan senang hati gue mengatakan semoga mereka nyaman dan seneng di indonesia tercinta.

Baiklah, cukup cerita-ceritanya. Gue mau lanjut ikut kursus online.
Cus!
This entry was posted in

9/05/2022

Week 1 in Home

 It's 10:50 AM. Wait, I don't see that sky with lots of clouds. Ah

ternyata langitnya bersih.

Tanggal 5 September sekitar jam 08:30, gue harusnya udah berangkat dari Bogor ke Jakarta. Di anter sama motor dan bis pastinya. Makan nasi kuning dulu di rumah, duduk di kasur bareng-bareng buku yang lagi dibaca. Naik bis lagi setelah sekian lama nya.
Tapi ternyata nggak jadi dan akhirnya lewat e-mail. Disitu gue bingung mau seneng apa sebel. Gue cuma bisa berdoa aja, karena Usaha nya juga lagi diperjuangkan.
Berhubung udah di Rumah lagi, gue jadi banyak mikir lagi. Terus sekarang gue banyak pikiran. Was-was karena otak banyak isi nya, was-was karena gue harus nutup mata lagi belajar bernafas, takut gue nggak kuat ngejalaninnya. Life's hard if you think too much. Well, it has been a great week in Home. Hope I can see something very soon.


Gila juga nih udah sering banget gue nggak se-rajin dulu kalo nge-post. Maksud gue, gue nge post beneran sedikit. Dulu kan gue ngepostnya ngasal aja gitu tapi kadang konsisten sih hehehe.

Okay. Post gue yang sebelumnya sedikit dramatis ya, malahan kayaknya terlalu dramatis. Malu banget gue sebenernya. Tapi I feel better sih karena gue setelahnya jadi nggak terlalu peduli juga. Sedikit sih, gue nggak terlalu peduli karena orang nya juga nggak peduli. So I don't have much time buat peduli sama orang yang nggak peduli.
Gue pernah bilang nggak sih kalau gue itu hampir sering baca buku. Terutama buku tentang pengembangan diri. Bukan, bukan karena gue suka. Tapi karena gue ngikutin berbagai orang dan berbagai konten yang gue lihat. Sebenernya nggak ada perubahan sih setelah baca buku kayak gitu, karena emang nggak niat berubah kayaknya. Gue baca karena mau tau aja sih bukan mau mencari untuk perubahan. Tapi gue mengerti sedikit, kalau untuk perubahan total mungkin nggak ya cuma perubahan seperempat yang terjadi. Terus ceritanya gue baca buku berbahasa inggris ada tiga yaitu tentang filosofi essai gitu dan beberapa buku tentang kasus-kasus wanita yang memperjuangkan sesuatu (bisa dibilang begitu). Jujur gue nggak terlalu paham bahasa inggris sih kalau gue harus menerjemahkan kalimat-kalimat yang gue baca. Tapi gue ngerti setiap kalimat yang diketik oleh penulisnya. Setelah 2 buku ini selesai gue mikir "Wah??? Gila Otak Maudy Ayunda Kuat Ya Baca Ginian?!?!?!". Iya gue tuh baca buku rekomen dia di instagram.
Perubahan saat melihat dan mendengarkan sesuatu adalah hal yang pertama kali terjadi setelah baca kedua buku itu. Yang ketiga dibaca nggak?? Gue baca setengah doang karena gue takut makin dibilang beda sama orang-orang. Yang dua itu aja masih gue cerna mau ditaruh mana di bagian otak gue.
Gue tau sih orang tua gue juga orang yang hebat. Ibu gue pun orang yang hebat. Tapi gue nggak tau ternyata perempuan-perempuan yang gue baca itu keren. Gue ngerasanya itu kagum, kaget dan sedih sih. Ehhh... Cerita tentang buku nya udah sampe disini aja ya.
Bingung adalah bagaimana gue ngeliat diri gue saat ini. Gue itu nggak terlalu peduli sama orang lain, tapi gue peduli sama kata-kata orang lain. Jadi apa yang mulut orang keluarin itu gue peduli sama isi nya. Entah itu penting atau nggak, baik atau buruk, gue peduli dan akhirnya gue kepikiran. Terus gue kan lagi ikut Well-Being Online Courses, banyak tugas yang perlu dilakuin setiap hari nya. Tugas nya nggak perlu dikirim, cuma perlu dilakuin. Gue selalu ngelongo waktu sesi Q&A "Gila??? Pertanyaannya keren banget?!?!". Dan yang gue rasa adalah bukannya gue harusnya kebentuk jadi kayak gitu ya dengan pendidikan yang gue dapet dari sekolah sampe universitas hihi. Lucu sih buktinya gue ketawa pas ngetik ini. Asli, lucu banget. Jadi gue sebenernya pengecut sih kalo soal hidup dan gue penuh ketakutan orangnya. Gue nggak berani ngadepin dunia, nggak berani ngadepin orang lain, karena gue nggak berani ngadepin diri sendiri. Gue udah pengen nya flying fox aja. Gue suka ketinggian. Tapi gue nggak suka wahana atau yang terlalu menantang jantung. Cukup sekian. Kita berpelukan dan semoga aku selalu senang melihat dirikuh.


Kesan-kesan seminggu di Rumah : Kadang gue merasa nggak betah. Soalnya gue sadar kalo gue di sini, suka main-main sama waktu. Lama di rumah suka bosen. Terus main keluar suka diem. Disini pilek, bersin-bersin, sampe akhirnya batuk (gue nggak tau ini gara-gara kenapa.). Dinginnya rumah juga juara banget. Udaranya lagi dinginnya super rindu sama panas huhu (aneh).

Okay. Anyway, I have to enjoy my time. I can be with my family, my wayv boyfriend hehehe. I miss my schoolmates a bit, not judging but listening, comforting and hugging. Tapi tetep, gue gedeg karena gue punya nya foto lama. Dahlah.

Okay. I have to do something now. We'll meet again :-)

7/19/2022

Chat Chat Chat

Hi! Apa kabar? Keliatannya gue udah lama nggak nulis lagi. Bukan karena gue lupa sih, tapi karena gue lagi kebanyakan mikir aja. Sebenernya sekarang juga masih. Gue kemarin ulang tahun. So happy birthday to me!

Bulan Maret awal urusan gue dengan PKL udah selesai semua. Itu perjalanan yang panjang dan lumayan melelahkan. Untuk mengingat perjalanan itu, banyak cerita-cerita yang nggak bisa dilupain. Sebulan sebelum selesai gue kecelakaan motor. Kalo diceritain rasanya gimana, nggak enak. Banyak ujiannya di tahun lalu dan awal-awal tahun ini. Gue inget ujian dari Allah itu katanya Allah masih inget sama kita dan Allah masih perhatian sama kita. Cuma namanya gue, ya suka ada aja perasaan ngedown-nya. Padahal kalo gue inget-inget lagi Allah nggak akan memberi ujian diluar kemampuan orang itu. Berarti Allah tau kan kalo gue bisa menjalaninya.

Fiuh.... Gue balik lagi ya ke cerita kecelakaan. Well, itu kejadiannya pagi-pagi karena gue berangkat kan habis shalat subuh dan saat itu hujan. Gue inget tujuan gue saat itu biar gue nggak nabrak motor depan yang mau minggir dari angkot, susah ngejelasinnya. Pokoknya angkot depan, motor belakang, mereka di kiri semua dan motor ini mau ke kanan karena angkotnya berenti. Tapi namanya rencana, kita nggak tau kan bakal sesuai atau nggak. Alhasil gue lah yang berguling-guling. Kalo diinget-inget lagi, sebenernya gue nggak inget. Bercanda.. Gue inget kok dikit-dikit.

Gue kalo make helm nggak pernah ditutup kacanya. Tapi hari itu gue tutup. Siapa yang tau kalo gue bakal guling-guling bareng motor ternyata. Jas ujan pada robek di bagian kaki dan tangan, tapi ternyata robeknya juga sampe ke celana yang gue pake. Motor nya masuk ke bawah belakang angkot. Berarti kenceng kan kalo gitu? Motor gue ancur bagian depannya. Gue nelpon ayah terus nangis gara-gara motor. Terus ayah bilang "Motor nya nggak usah dipikirin, Kakak nya gimana."

Gue nggak dijemput karena gue bilang kalo gue masih bisa bawa motor. Karena gue nggak ngerasa ada yang salah dengan anggota tubuh gue. Tapi waktu gue bawa motor pergelangan tangan gue nggak bisa nekuk dan ibu jari gue nggak kuat ngituin lampu sen. Gue tetep bawa motor sebisanya, karena gue punya pemikiran jangan ngerepotin orang. Karena pemikiran itu juga makannya gue nggak mau dijemput.

Ternyata ayah gue nunggu di depan Yasment. Alhamdulillah... Gue sampe rumah bareng ayah gue yang ada dibelakang. Waktu dirumah nangis lagi pas dipeluk ibu. Jujur itu pertama kalinya gue dipeluk sama orang pas lagi kenapa-kenapa. Orang tua gue sebenernya orang yang hangat tapi nggak sampe meluk-meluk dll. Dari kecelakaan itu gue tau apa yang dirasakan drama-drama korea yang gue tonton^^

Tangan gue di gips sekitar sebulan lebih. Waktu gue lepas gips, gue kira bakal langsung bisa digerakkin ternyata nggak. Tapi karena gue masih PKL jadi setelah lepas langsung lanjut lagi, bedanya gue numpang kosan temen kakak gue di Depok supaya deket ke stasiun. Tangan gue belum balik kayak sebelumnya, tapi gue paksain karena mau gimana lagi.

Kayaknya cukup sekian deh ceritanya. Sebenernya gue cuma nyeritain detail kejadian waktu kecelakaan aja. Buat gimana waktu masih di gips dan setelah lepas gips kayaknya kepanjangan.

Setelah kecelakaan gue gampang sakit kepala dan capek. Apalagi sakit kepalanya, rasanya mau jambak rambut sendiri :p
This entry was posted in