10/11/2020

3:02 pm

Direndahkan itu adalah hal yang menurut gue paling nggak enak. Kita jadi ngerasa nggak punya apa-apa, ngerasa kecil, ngerasa hina bahkan lebih hina dari kotoran. Gue ngak pernah nyaranin siapa pun untuk ngelakuin itu, ke makhluk hidup mana pun, terlebih ke orang yang kalian kenal.

Gue? Gue sering direndahkan. Ya oke, nggak terlalu sering. Nggak jarang juga. Lately, perasaan sakit hati itu lah yang gue rasain. Perasaannya ketika di perlakukan kayak gitu.... Hehe. Macem-macem. Gue jadi tiba-tiba keinget nyokap sama bokap. Gue emang nggak deket sama mereka dan gue bahkan nggak terlalu sering ngobrol sama mereka sekarang ini. Tapi yang perlu diketahui (oleh Tuhan dan diri gue sendiri, kalian nggak perlu tau), gue sayang banget sama mereka. Apa yang gue lakuin selama ini cuma buat mereka, nggak ada yang lain. Entah, ketika gue lagi marah, hati gue atau harga diri gue lagi di injek-injek, gue selalu diem di kamar gue mikir gue ngomong sendiri dan saat itulah yang selalu ngebuat air mata gue jatuh. Gue suka bilang, "Dean, kamu tunjukin ke orang-orang yang ngeremehin kamu, yang ngerendahin kamu, kalau kamu itu bisa menghasilkan sesuatu." Kata-kata itu selalu gue asah.

Iya, gue emosian. Gue pun marah banget kalau dapet perlakuan kayak gini. Tapi beberapa saat kemudian gue cuma bisa percaya dan ngomong dalam hati, "You'll see."
Hehehe ternyata berawal dari sakit hati karena ucapan dan perlakukan orang bisa jadi motivator yang cukup ampuh buat gue. Terserah mau bilang gue apa. Mau caci-maki dan kata-kata yang bikin down seperti apa yang mereka lontarkan ke gue. Itu nggak membuat gue jatoh dan berlarut-larut dalam kesedihan. Semua itu seperti api yang menjilat kulit gue, panas, tapi gue bisa langsung ngalahin rasa perihnya dengan menyiram pake air dingin.

Kata-katamu yang membuatku lemah hanyalah cerminan kerendahan rasa percayamu denganku, yang akan ku transformasikan ke pencapaian-pencapaian dalam hidup ku kelak.

Mungkin sekarang ini gue hanya bisa menulis, menulis, dan menulis. Semua sakit yang sedang gue rasain cuma bisa gue alirkan ke huruf-huruf yang sedang gue ketik.
I'm on my way to success. Toh, I'm showing you right now. I'm might be young, but I know more.

Aku tidak butuh segala ketidakpercayaanmu terhadapku untuk menghalangi ku mencapai apa yang ku inginkan. Ketidakpercayaanmu adalah cambuk bagi ku, dan aku akan terus jalan dan at the end, aku perlihatkan kepada kamu bahwa aku bisa lebih--jauh lebih dari--yang kamu harapkan :-)

Gue akan lulus kuliah dengan usaha gue sendiri, gue akan berkarir atas usaha gue sendiri pula, gue akan jadi anak yang bisa nemenin orang tua gue sewaktu mereka tua nanti, gue akan jadi teman yang bisa ngebantu teman lainnya, kelak gue akan jadi istri yang pintar, pengertian, nggak egois, ngayonin suami, dan bisa di andalkan, dan gue akan jadi seorang ibu dari anak-anak yang soleh, cerdas, dan sayang sama orang tuanya.

Kesal? Mungkin.
You and I, let's see what's the impossibility.

0 Comments:

Posting Komentar